Data Global Tuberculosis Report WHO 2022, melaporkan bahwa terdapat 10,6 juta kasus TB di dunia, 6,4 juta (60,3%) orang telah menjalani pengobatan dan 4,2 juta (39,7%) yang belum terdiagnosis. Jumlah kasus TB di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 9,2% dari kasus TB dunia, menjadikannya negara dengan kasus terbanyak kedua setelah India. Jumlah kematian akibat kasus TB di Indonesia tergolong tinggi, yakni mencapai 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Letak negara yang berada di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia mendapatkan sinar matahari dalam jumlah besar, akibatnya terjadi penguapan di Indonesia sehingga tingkat kelembaban udara yang tinggi menyebabkan penularan TB mudah terjadi. Pada tahun 2021, jumlah kasus TB yang ditemukan sebanyak 397.377 kasus. Jawa Timur 44,6% dan Jawa Tengah 44,6% merupakan provinsi dengan jumlah kasus TBC tertinggi di Indonesia. Surabaya dengan total kasus TBC sebanyak 10.382 kasus merupakan kota dengan jumlah kasus TBC tertinggi di Jawa Timur. Angka kesembuhan penderita TBC di Surabaya mencapai 56,85%. Angka tersebut masih di bawah angka minimal yang harus dicapai, yakni 85%.
Obat anti TB yang termasuk dalam lini pertama adalah Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampisin, dan Streptomisin. Pemberian obat anti TB harus berupa kombinasi beberapa jenis obat untuk mencegah resistensi, diberikan dalam jumlah cukup, dan dengan dosis yang tepat sesuai kategori pengobatan. Kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB sangat penting untuk mencapai kesembuhan, mencegah penularan dan menghindari resistensi obat. Kesembuhan pasien dapat tercapai apabila pasien dan tenaga kesehatan bekerja sama dengan baik serta didukung oleh penyedia layanan kesehatan dan masyarakat. Masalah Terapi Obat yang berarti masalah yang berhubungan dengan terapi obat adalah setiap kejadian atau situasi yang tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang dapat mengganggu pencapaian tujuan terapi pengobatan yang diinginkan sehingga memerlukan penilaian oleh tenaga kesehatan atau apoteker untuk mengatasinya. Angka keberhasilan pengobatan TB nasional di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 86%, dengan angka keberhasilan pengobatan per provinsi memiliki kisaran 72,1% – 96,2%. Provinsi Jawa Timur mencapai angka keberhasilan pengobatan TB sebesar 89,0%. Salah satu masalah pengobatan TB adalah kepatuhan pasien saat menjalani pengobatan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien antara lain pengobatan dalam jangka waktu lama, banyak pasien merasa sudah sembuh sehingga berhenti minum obat, kurangnya pengetahuan pasien, pasien malas berobat, kurangnya dukungan dari keluarga, tidak ada motivasi diri dan rendahnya tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah obat yang digunakan pasien TB terhadap jumlah masalah terapi obat dan hasil terapi pada pasien TB. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 110 orang. Sebagian besar pasien menggunakan 4 jenis obat (30,0%). Sebagian besar (30,0%) memiliki dua DTP. Uji hubungan Spearman antara jumlah obat dengan jumlah DTP dengan nilai p = 0,000 dan koefisien korelasi 0,472. Uji hubungan Spearman antara jumlah DTP dengan luaran terapi dengan nilai p = 0,430 dan koefisien korelasi -0,076. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah obat dengan jumlah DTP pada pasien TB dan tidak terdapat hubungan antara DTP dengan luaran terapi pada pasien TB.
Penulis: I Nyoman Wijaya, S.Si., Apt., Sp.FRS
Link: –
Baca juga: Kesiapan dan Penerimaan Pasien Tuberkulosis dalam menggunakan Layanan Telecare