Universitas Airlangga Official Website

Hubungan Status Tempat Tinggal dan Indeks Kekayaan dengan Berbagai Sumber Kontrasepsi di Antara Wanita Muda

Foto by Hello Sehat

Menghargai perbedaan pengguna dalam sumber kontrasepsi sangat penting untuk meningkatkan akses kontrasepsi dan menjaga masa depan yang adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi apakah tempat tinggal perkotaan dan kekayaan individu dikaitkan dengan tempat perempuan mengakses kontrasepsi (misalnya penyedia layanan pemerintah, swasta, atau lembaga swadaya masyarakat) dan menilai apakah hubungan ini dimodifikasi oleh tingkat pendapatan di negara tempat tinggal responden.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis data cross-sectional dari Survei Kesehatan Demografi yang dilakukan antara tahun 2009 dan 2020 di 25 negara. Kumpulan data akhir mencakup 25.081 wanita muda berusia antara 15 dan 24 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi. Model regresi logistik multinomial dibuat untuk menilai asosiasi variabel hasil kami, yaitu, berbagai sumber kontrasepsi, dengan variabel independen utama kami, yaitu tempat tinggal perkotaan dan indeks kekayaan. Kami juga menilai modifikasi efek potensial berdasarkan tingkat pendapatan negara pada asosiasi di atas.

Hasil penelitian menunjukka bahwa secara umum, tinggal di pemukiman perkotaan dan menjadi kaya berhubungan positif dengan semua sumber kontrasepsi. Namun, asosiasi ini sebagian besar dimodifikasi oleh tingkat pendapatan negara. Orang yang tinggal di tempat tinggal perkotaan memanfaatkan lebih banyak sumber pribadi, terutama di negara berpenghasilan rendah (koefisien beta, B = 0,973) dan berpenghasilan menengah ke atas (B = 1,361). Perempuan muda di daerah perkotaan di semua negara yang dianalisis juga lebih mungkin menggunakan kontrasepsi dari sumber lain (B = 0,267). Selain itu, perempuan dari rumah tangga miskin cenderung tidak menggunakan sumber pribadi (B = −1.166) dan sumber lain (B = −0.547). Meskipun wanita muda mungkin lebih memilih sumber kontrasepsi pribadi karena kerahasiaan dan jam kerjanya yang fleksibel, sumber ini membawa lebih banyak manfaat bagi wanita muda kaya dan perkotaan daripada wanita miskin dan pedesaan. Perbedaan aksesibilitas dan keterjangkauan masing-masing dapat menjelaskan kesenjangan perkotaan-pedesaan dan kaya-miskin yang diamati dalam menggunakan sumber kontrasepsi, dan tingkat pendapatan suatu negara cenderung mengubah kesenjangan tersebut.

Penulis: Dr. Lutfi Agus Salim, SKM., M.Si.

Link Artikel : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1054139X22007819