Universitas Airlangga Official Website

Hubungan Tingkat Ekonomi dan Konsumsi Makanan Olahan Tinggi pada Remaja di Ponorogo

Hubungan Tingkat Ekonomi dan Konsumsi Makanan Olahan Tinggi pada Remaja di Ponorogo
Photo by aslimasako.com

Konsumsi makanan olahan tinggi atau Highly Processed Foods (HPF) menjadi masalah kesehatan yang semakin meningkat di kalangan remaja. HPF yang kaya akan gula, garam, dan lemak ini sering dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, dan gangguan metabolisme. Sebuah penelitian di Ponorogo, Jawa Timur, menyoroti pentingnya pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi HPF, khususnya di kalangan remaja putri.

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Muhammadiyah Ponorogo untuk meneliti hubungan antara status ekonomi keluarga, uang saku, serta tempat tinggal dengan konsumsi HPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tempat tinggal (misalnya asrama atau bersama keluarga) tidak memiliki hubungan signifikan dengan konsumsi HPF, status ekonomi keluarga dan uang saku memiliki pengaruh yang kuat.

Penelitian ini menemukan bahwa siswa dari keluarga dengan pendapatan lebih tinggi cenderung mengonsumsi lebih sedikit HPF. Hal ini mungkin disebabkan oleh akses yang lebih baik terhadap makanan sehat serta pengetahuan gizi yang lebih baik di kalangan keluarga berpenghasilan tinggi. Remaja dari keluarga ini lebih mungkin untuk mengonsumsi makanan segar dan bergizi dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.

Selain itu, jumlah uang saku juga berhubungan negatif dengan konsumsi HPF. Remaja yang memiliki uang saku lebih banyak cenderung memilih makanan yang lebih sehat, karena mereka memiliki akses lebih baik untuk membeli buah-buahan segar atau makanan bergizi lainnya. Sebaliknya, remaja dengan uang saku terbatas lebih cenderung memilih makanan olahan yang murah dan mudah didapatkan.

Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tempat tinggal (asrama atau bersama keluarga) tidak berhubungan langsung dengan konsumsi HPF, lingkungan sosial tetap memainkan peran penting. Remaja yang tinggal di asrama seringkali lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dalam memilih makanan, dan dalam beberapa kasus, akses ke makanan sehat mungkin lebih terbatas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi upaya meningkatkan pola makan sehat di kalangan remaja.

Konsumsi makanan olahan tinggi di kalangan remaja dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan akses finansial yang mereka miliki. Oleh karena itu, upaya edukasi gizi yang tepat serta akses yang lebih baik terhadap makanan sehat perlu diperhatikan, khususnya bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Penelitian lebih lanjut dapat membantu mengembangkan strategi intervensi yang lebih efektif dalam mengurangi konsumsi HPF dan mendorong kebiasaan makan sehat di kalangan remaja.

Penulis: Metti Verawati , Aida Ratna Wijayanti dan Astika Gita Ningrum

Link: https://wjarr.com/content/association-between-living-area-economic-level-and-intake-highly-processed-foods

DOI: 10.30574/wjarr.2024.23.1.2266

Baca juga: Persepsi Kualitas Layanan dan Risiko Terhadap Kepuasan Sistem Pengiriman Makanan Halal Online