Universitas Airlangga Official Website

Ilmu Gizi Hadirkan Dosen University of Malaya Ulas Malnutrisi

Dr Ng Ai Kah menjelaskan hasil riset peneliti kesehatan untuk mencegah NCDs (Foto: SS Zoom Meeting)

UNAIR NEWS – Program Studi Ilmu Gizi, FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat), UNAIR menghadirkan dosen tamu dari University of Malaya pada Selasa (28/11/2023). Kehadiran dosen tersebut mengupas tentang pentingnya pemenuhan gizi bagi masyarakat untuk menghindari malnutrisi dan penyakit tidak menular.

Acara yang terlaksana secara online melalui zoom meeting ini bertajuk “Meeting the Learning Needs of Future Public Health Professional with an Interest in Nutrition”. Dengan menghadirkan Dr Ng Ai Kah Senior Lecturer, Department of Social and Preventive Medicine, Faculty of Medicine, University of Malaya sebagai pembicara.

Dr Ng Ai Kah menyebutkan penyebab utama kematian di seluruh dunia adalah 70% kematian global. Dia membandingkan terhadap perbandingan satu setara dengan 40 juta orang.

“Rata-rata penyebab kematian di dunia berdasarkan jenis penyakit yang sama, tetapi bukan tergolong pada penyakit menular. Kematian tersebut mencapai angka yang yang cukup tinggi antara penyakit lainnya,” jelasnya.

Ilmu Gizi Hadirkan Dosen University of Malaya Ulas Malnutrisi

Penyakit tidak menular yang berpotensi kematian menurut Dr Ng Ai Kah berupa peningkatan prevalensi obesitas, diet yang tidak sehat, dan kurang gizi. Dia menyebutkan bahwa ketiga penyakit tersebut mempengaruhi pola makanan sehingga nutrisi dalam tubuh tidak seimbang.

“Saat ini setiap negara di dunia mempunyai permasalahan malnutrisi dan penyakit tidak menular. Keadaan tersebut sangat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang,” tuturnya.

Lebih lanjut Dr Ng Ai Kah menjelaskan mengenai upaya global untuk mendengungkan pencegahan dan pengendalian NCDs (Non-Communicable Diseases) atau penyakit tidak menular. Menurutnya sudah ada deklarasi-deklarasi internasional yang mengajak banyak orang untuk sadar terhadap kebutuhan nutrisi pada tubuh.

“Tahun 2013 WHO merencanakan aksi global untuk pencegahan dan pengendalian NCDs. Kemudian tahun berikutnya memunculkan deklarasi Roma tentang nutrisi dan langkah konkretnya. Sampai pada tahun 2016-2025 mendeklarasikan dekade aksi gizi PBB,” ungkapnya.

Penjelasan berikutnya dari Dr Ng Ai Kah mengungkapkan perlu adanya perubahan perilaku masyarakat dengan cara mengendalikan risiko NCDs. Melalui banyak riset yang membahas permasalahan tersebut, tambahnya, maka upaya-upaya pencegahan harus teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam satu hari tubuh membutuhkan protein bernilai biologis yang tinggi dan karbohidrat seimbang dari gula dan serat. Pengontrolan pola makan seperti itu sangat membantu mengontrol risiko penyakit penyebab kematian,” pungkasnya.

Penulis: Iratri Puspita

Editor: Nuri Hermawan