Universitas Airlangga Official Website

Inovasi Salep Luka Diabetes, Tim PKM UNAIR Lolos Pendanaan

Tim PKM UNAIR (dok pribadi)

UNAIR NEWS – Siapa sangka limbah cangkang telur dan kunyit ampuh mengatasi luka diabetes. Di tangan para mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), cangkang telur dan kunyit bisa ,menjadi bahan utama penyembuhan luka diabetes berbentuk sediaan salep.

Lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pendanaan PKM-RE. Dalam ajang tersebut, inovasi yang mereka angkat bertajuk Potensi Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa) Dalam Sediaan Salep Sebagai Alternatif Penyembuhan Luka Diabetes. 

Tim PKM ini beranggotakan Aryan Firmansyah, Fakultas Keperawatan (FKp); Syifana Yashuda, Fakultas Keperawatan (FKp); Hening Hasyyati Husna Pekerti, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH); Jasmine Aprilia Nur Zharifah, Fakultas Farmasi (FF); dan Eva Agustin Nurhadiyanti, Fakultas Farmasi (FF). Kelima mahasiswa itu akan mendapat bimbingan bimbingan Ibu Rista Fauziningtyas SKep Ns MKep PhD. 

Aryan selaku ketua tim menjelaskan bahwa menurut jurnal internasional cangkang telur memiliki kandungan yang mampu mempercepat penyembuhan luka diabetes. “Telur dan kunyit ini cukup familiar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Saat ini untuk konsumsi hanya sebatas isi telurnya saja, sedangkan pemanfaatan cangkangnya masih sangat minim sehingga berakhir menjadi limbah,” jelasnya. 

Cangkang telur juga memiliki kandungan zat aktif kalsium yang dapat membantu protrombin membentuk benang fibrin. Sementara kurkumin pada kunyit mampu memperpendek fase inflamasi dan mencegah infeksi pada luka diabetes. “Selain itu, cangkang telur juga mengandung kolagen, asam hialuronat, glukosamin, dan kondroitin yang mendukung penyembuhan luka,” ungkap Aryan.

Harapannya inovasi yang Aryan dan timnya lakukan mampu menyempurnakan sediaan obat yang ada saat ini. Sebab salep memiliki kelebihan dapat menjaga hidrasi kulit dan meningkatkan absorbsi luka sehingga sesuai dengan tujuan terapi, yaitu mencegah luka agar tidak mengering dan meningkatkan efektivitas terapi. 

Proses produksi salep dan sediaan obat seluruhnya Aryan dan tim kerjakan sendiri. Hasil sediaan salep nantinya akan bernama ‘Curcuwon’. Aryan mengatakan riset cangkang telur dan kunyit saat ini masih dalam proses uji in vivo

Harapannya, hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan diproduksi untuk khalayak luas. Terlebih lagi, perolehan bahannya terbilang mudah mereka dapat. Aryan berkata informasi lebih lanjut mengenai Curcuwon dapat diakses melalui akun Instagram @curcuwon_pkmre

Penulis: Tim PKM

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra

Baca juga: Mahasiswa UNAIR Raih Tiga Penghargaan di Taekwondo Komodo Open Tournament I