UNAIR NEWS – Masjid Ulul Azmi Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kajian rutin pada Senin, (22/5/2023). Kajian rutin terlaksana dengan tajuk “Zulkaidah dan Semangat Istikamah dalam Ibadah”. Hadir sebagai penceramah pada kegiatan tersebut Dr Heru Ridhan Halili MPd I.
Zulkaidah, jelas Dr Heru merupakan salah satu bulan yang istimewa. Keistimewaan bulan tersebut adalah termasuk dalam bulan haram, bulan yang mulia, bulan terhormat dan haram untuk perang. Selain sebagai bulan yang mulia, lanjutnya, bulan Zulkaidah juga termasuk sebagai bulan haji. Di mana proses ibadah haji mulai dari bulan ini.
Ia juga menjelaskan bahwa salah satu ibadah yang Rasulullah lakukan di bulan ini adalah umroh. Empat ibadah umroh yang Rasulullah laksanakan di bulan ini, sambungnya, kecuali umroh yang Rasul laksanakan bersamaan dengan haji.
“Oleh karena itu, menurut beberapa ulama ada kesunnahan umrah di bulan ini,” tandasnya.
Meningkatkan ibadah dan beramal saleh, jelas Dr Heru, menjadi keutamaan di bulan ini. Walaupun sebenarnya semua bulan adalah baik. Namun bulan ini merupakan bulan haram yakni bulan terhormat yang tidak boleh berperang.
“Hal tersebut terdapat dalam surah al Maidah ayat 97 dan ada anjuran meninggalkan dosa dalam at Taubah ayat 36,” paparnya.
Tata Cara Istikamah dalam Beribadah
Selanjutnya, Dr Heru menjelaskan bahwa yang menjadi pokok pembahasan kali ini adalah tata cara manusia tetap istikamah beribadah dalam hidupnya. Allah, jelasnya, telah merancang tentang tata cara agar umatnya tetap istikamah dalam ibadahnya.
“Setelah puasa Ramadan sebulan penuh, puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, bulan haji di bulan Zulkaidah dan Zulhijjah,” jelasnya.
Dr Heru juga menjelaskan bahwa ada juga Muharram yang juga merupakan bulan kemuliaan. Berlanjut dengan Safar yang mungkin tidak ada keistimewaan. Namun tetap saja ada Jumat yang istimewa serta Senin dan Kamis yang juga ada anjuran untuk berpuasa.
“Istikamah adalah terus berjalan di jalan Allah, terus menerus dalam ketaatan sampai mati. Hal tersebut terdapat dalam al Hijr ayat 99 yang memerintahkan umat manusia untuk menyembah Allah sampai datang kematian. Kemudian dalam ayat tersebut juga ada perintah untuk jangan mati kalau tidak dalam keadaan Islam,” ujar Dr Heru.
Dr Heru juga menjabarkan bahwa dalam surat Fussilat 41:30 tentang keutamaan orang istikamah sampai akhir hayat. Orang-orang yang berkata bahwa tuhan kami adalah Allah dan teguh dalam pendiriannya. Saat orang itu akan meninggal, jelasnya, akan turun malaikat untuk menghiburnya untuk tidak takut pada kehidupan setelah kematian. Selain itu, tandasnya, tidak khawatir untuk meninggalkan anak istri karena telah disiapkan dengan kegembiraan surga.
“Istikamah dan istighfar, jauhi larangan Allah, mencari teman yang baik, dan senantiasa ingat kebaikan adalah salah satu cara untuk tetap istikamah dalam menyembah Allah,” paparnya.
Pada akhir, Dr Heru berpesan agar pandanglah dunia sebagai bekal dan jangan sebagai beban. Untuk dunia yang sementara saja, jelasnya, penuh dengan kesungguhan apalagi untuk akhirat yang bersifat kekal.
“Karena itu jangan lupa untuk meniatkan setiap perjuangan di dunia sebagai ibadah agar terhitung oleh Allah sebagai amal saleh,” tutupnya.
Penulis: Cahyaning Safitri
Editor: Nuri Hermawan