“Ikhtiar dengan maksimal, jangan memikirkan bagaimana hasilnya, usaha terus sampai terbentuk pribadi yang kuat dan produktif setiap harinya”
UNAIR NEWS – Dewi Rahmawati Maulidiyah siap menyambut gelar magisternya pada gelaran wisuda Universitas Airlangga (UNAIR) periode 244. Ada hal istimewa pada momen wisudanya kali ini. Dewi berhasil menyematkan gelar sebagai wisudawan terbaik S2 Sains Ekonomi Islam. Prestasi itu Dewi peroleh saat menjalani studi magister sambil mengandung.
Sematan wisudawan terbaik itu Ia dapatkan setelah berhasil menuntaskan studi S2nya selama 1 tahun 11 bulan. Ia juga berhasil mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sempurna, yakni 4,00. Namun tampaknya, ada hal-hal yang tidak mudah untuk dilewati dalam proses tersebut. Selain menjalani kuliah magisternya, Dewi juga harus menjalani peran sebagai seorang istri dan mengandung anak pertamanya di semester 3.
“Hal yang tak terlupakan dan tak terprediksi yaitu di semester 3 saya hamil yang tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam mengerjakan tesis. Target lulus 1,5 tahun pun harus mundur,” ujar Dewi.
Dewi berhasil menjalani sidang proposal dan hasil dengan kondisi sambil mengandung. Meski demikian, untunglah ia memiliki keluarga, kerabat, dan dosen pembimbing yang sangat mendukungnya.
“Alhamdulillahnya, berkat dukungan keluarga, teman-teman, juga terutama dosen pembimbing saya, Prof Sri Herianingrum, saya bisa menjalankan sidang proposal dengan lancar di trimester awal kehamilan. Sampai usia kehamilan 8 bulan, saya menjadi mahasiswa pertama yang menjalani sidang tesis di angkatan,” ujar Dewi penuh haru.
Hambatan sebagai Tantangan
Seorang mahasiswa memang akan selalu berhadapan dengan waktu yang terus bergerak. Terlebih, bagi mereka yang menjalani studi magisternya bersamaan dengan tanggung jawab dan peran lainnya. Dewi pun mengaku bahwa perihal waktu memanglah menjadi tantangan tersendiri baginya untuk dapat mengaturnya dengan baik.
“Kata hambatan dalam benak saya telah bertransformasi menjadi kata ‘tantangan’ yang harus kita hadapi bukan suatu hal yang menghambat suatu pencapaian target. Dengan demikian, Saya berusaha membagi waktu agar tugas-tugas tersebut dapat tuntas namun juga tidak mengorbankan waktu dengan keluarga,” jelasnya.
Selain itu, penting bagi seorang mahasiswa untuk memiliki dan mencatat target dan rencana yang ingin dicapai. Hal itu dilakukan agar waktu yang dijalani untuk studi tidak terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu. Karena masa studi magister cukup singkat.
“Bangun target realistis ingin dicapai yang mampu untuk diraih, jika belum mampu, carilah rekan yang bisa men-encourage kita supaya bisa memperkaya kemampuan dan jaringan diskusi untuk selalu produktif,” terangnya.
Penulis: Syifa Rahmadina
Editor: Yulia Rohmawati, S.Hum