Kanker mulut adalah kanker paling mematikan keenam di dunia dengan diperkirakan 300.400 kasus setiap tahun, yang menyumbang 145.400 kematian setiap tahun. Etiologi kanker mulut termasuk merokok dan konsumsi alkohol. Ada lebih dari 5 juta kematian pasien kanker di dunia akibat rokok merokok setiap tahun.
Asap rokok dibagi menjadi asap mainstream dan asap sidestream. Hubungan sebab akibat antara asap utama dan kanker telah ditetapkan. Studi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa 20 hingga 30% penyakit terkait rokok, termasuk kanker, disebabkan oleh asap sidestream. Asap sidestream mengandung konsentrasi yang lebih tinggi dari senyawa beracun dan karsinogen daripada asap mainstream. Hal ini disebabkan tidak lengkapnya proses pembakaran yang menghasilkan timbulnya senyawa yang lebih kompleks dalam asap sidestream.
Dalam kondisi fisiologis normal, sel dapat mengatur keseimbangan antara pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS) dan pembuangannya, tetapi paparan asap rokok dapat meningkatkan tingkat ROS dan memicu hilangnya homeostasis. Tidak terkendalinya peningkatan ROS dalam tubuh disebut stres oksidatif kondisi. Pada tahap awal prakanker dan
fase neoplastik, stres oksidatif dapat menyebabkan fase inisiasi kanker, yang kemudian secara tidak langsung berkontribusi pada stadium kanker, yaitu fase promosi dan cancer progeny. Malondialdehyde (MDA) adalah hasil dari efek ROS terhadap lemak. Lemak sangat mudah terkena ROS karena lemak memiliki susunan ikatan rangkap yag sensitif, sehingga ROS menginduksi peroksidasi lipid yang mengarah ke keganasan. MDA adalah produk peroksidasi lipid yang memiliki sitotoksisitas tinggi dan memiliki sifat promotor tumor dan agen karsinogenik dalam darah. Selain itu, paparan asap rokok kronis dapat menyebabkan karsinogenesis melalui resistensi apoptosis. Apoptosis adalah kematian sel terprogram, yang merupakan bagian dari fisiologis normal proses untuk menghancurkan sel-sel yang tidak diperlukan. Apoptosis ditandai dengan perubahan morfologi sel yaitu fragmentasi kromatin disertai dengan penyusutan dan inti sel yang hancur, yang disebut apoptotic bodies. Apoptosis membutuhkan protease yang disebut caspase yang aktivasinya dapat dicapai dengan adanya sinyal dari luar sel (jalur apoptosis ekstrinsik) dan sinyal internal seperti kerusakan DNA (jalur apoptosis intrinsik). Disregulasi jalur apoptosis sering berkontribusi pada perkembangan kanker dan resistensi terhadap terapi kanker.
Kanker di rongga mulut dapat didahului oleh perubahan mukosa mulut yang memiliki potensi untuk transformasi menjadi keganasan disebut Oral Potentially Malignant Disorder (OPMD). OPMD di rongga mulut termasuk adanya lesi seperti: leukoplakia, eritroplakia, eritroleukoplakia, lichen planus, dan oral submukosa fibrosis.
Diagnosis dini OPMD dapat meningkatkan peluang pemulihan pasien dan secara signifikan mengurangi deformitas yang timbul dari kanker stadium lanjut dan atau hasil pengobatan.
Identifikasi dan kuantifikasi sel apoptosis secara histologis merupakan salah satu cara untuk mendeteksi keadaan premalignan. Kadar MDA di darah diukur untuk menentukan kemampuan tubuh untuk menahan stres oksidatif, yang juga diharapkan menjadi penanda keganasan akibat paparan asap rokok.
Orofaring mukosa tikus wistar dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan bagian dari saluran aerodigestif bagian atas dimana sebagian besar kasus HNSCC (sel karsinoma skuamosa kepala leher) ditemukan. Selain itu, orang yang terpapar sidestream asap rokok memiliki risiko tinggi kanker saluran aerodigestive atas seperti orofaring.
Kadar MDA dan apoptosis jaringan diukur dari model hewan coba jaringan orofaringeal Wistar tikus yang terpapar asap rokok sidestream. Mengukur parameter ini untuk mengetahui adanya keadaan premalignan dapat menyebabkan prognosa lebih baik bagi pasien.
Studi ini menemukan bahwa paparan rokok sidestream asap dapat meningkatkan kadar MDA, yang dapat digunakan sebagai biomarker sistemik, dengan peningkatan bersamaan dalam hitung jumlah apoptosis, yang berfungsi sebagai penanda seluler perubahan jaringan. Keduanya dapat digunakan sebagai penanda perkembangan keganasan karena peningkatan durasi paparan dapat menyebabkan peningkatan jumlah karsinogen yang diterima oleh jaringan mukosa sehingga transformasi keganasan sel menjadi lebih tinggi. Selain itu, sel epitel mukosa mulut merespon asap rokok sidestream dengan peningkatan kadar MDA dan berusaha untuk menyeimbangkan dengan menghilangkan sel dengan genom yang rusak menggunakan mekanisme apoptosis.
Dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok sidestream meningkatkan jumlah sel apoptosis dan kadar MDA tikus Wistar dan dapat digunakan sebagai penanda perkembangan atau transformasi ke arah keganasan.
Penulis: Nurina Febriyanti Ayuningtyas, drg., MKes., PhD., Sp.PM(K)
Judul: Malondialdehyde Kadar and Tissue Apoptosis Count as an Early-Detection Marker of Oral Potentially Malignant Disorders
Link: https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-0042-1743154