Universitas Airlangga Official Website

Kandidat Obat Malaria dari Tumbuhan Mahang

Ilustrasi mahang merah. (Sumber: wikipedia)

Macaranga atau Mahang merupakan salah satu tumbuhan perintis dan banyak ditemukan endemik di Indonesia. Mahang merupakan tumbuhan pionir yang banyak tumbuh di wilayah Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Di Jawa, tanaman ini dikenal sebagai mara atau Danglo yang mana tanaman tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan kayu bakar atau untuk bahan dalam pembuatan rumah khas suku Papua serta baru-baru ini telah digunakan sebagai pembuatan minuman fermentasi atau yang disebut “Basi”. Berdasarkan rekam jejak penelitian terhadap tanaman ini, mahang mengandung senyawa metabolit sekunder yang bervariasi terutama senyawa mayor yaitu turunan Dihidrostilben.

Penelitian terhadap berbagai jenis mahang telah dirintis oleh group peneliti bahan alam FST, Universitas Airlangga sejak 14 tahun terakhir dan berdasarkan data informasi scopus, kelompok riset bahan alam Departemen Kimia Unair menempati urutan kedua di dunia yang menghasilkan jurnal bereputasi khususnya senyawa antikanker dari tumbuhan Mahang. Group riset bahan alam FST Unair tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kandungan senyawa yang terdapat dalam tanaman ini, karena tanaman ini dianggap sebagai tanaman liar yang tidak berguna. Ketertarikan peneliti terhadap tanaman ini juga didasarkan pada penelitian tanaman sejenis sebelumnya yang masih dalam genus Macaranga dan ternyata mempunyai aktivitas yang sangat tinggi dan dikategorikan bagus sebagai antimalaria.

Selain menunjukkan aktivitas yang tinggi sebagai Antimalaria, Beberapa penelitian sebelumnya terhadap berbagai jenis tanaman mahang, menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yang aktif, seperti golongan flavanon, flavonol, serta isoflavononol terprenilasi yang sangat aktif terhadap sel kanker paru-paru (A-549), Sel kanker rahim (HeLa), Sel kanker payudara (T47D dan 4T1)  dan Glioblastoma (U-87).

Macaranga javanica (Blume) Müll.Arg yang diteliti adalah jenis mahang yang endemik di di Jawa tepatnya di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian terhadap Macaranga javanica dikhususkan pada bagian daunnya. Identifikasi tanaman dilakukan oleh Ismail Rachman, ahli botani dari Herbarium Bogoriensis, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.

Penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti kimia bahan alam FST UNAIR khususnya jenis Macaranga javanica (Blume) Müll.Arg berhasil menemukan senyawa baru dan senyawa yang telah ditemukan pada Macaranga sebelumnya yaitu golongan dihidrostilben, diantaranya adalah macajavanisin D, malayheyneiin A, dan laevolins A-B. Keempat senyawa tersebut diujikan pada plasmodium falciparum dan dua diantara keempat senyawa yang dihasilkan menjadi kandidat bahan aktif sebagai alternatif obat malaria.

Berikut jalannya senyawa aktif Macaranga javanica (Blume) Müll.Arg dalam menghambat Plasmodium falciparum dan menjadi salah satu kandidat obat antimalaria.

Keempat senyawa tersebut belum pernah ditemukan sebelumnya, dan pertama kalinya ditemukan oleh Mulyadi Tanjung dan tim peneliti dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Hasil penelitian memberikan prospek yang sangat bagus bagi dunia kesehatan dalam upaya penemuan obat antimalaria yang berbasis pada bahan alam yang lebih aman. Penemuan senyawa macajavanisin D ini telah dipublikasikan pada jurnal Natural Product Research Tahun 2024.

Selama ini pengobatan terhadap malaria menggunakan tumbuhan Chincona succirubra. Faktor perubahan lingkungan mempengaruhi resistensi parasit terhadap obat malaria seperti kina, klorokuin, artemisinin dan kuinin. Oleh karena itu, perlu adanya Eksplorasi senyawa aktif baru dari alam sebagai kandidat obat malaria yang aman dan selektif serta menjadi suatu kebutuhan yang mendesak mengingat prevalensi malaria yang tinggi serta adanya kasus resistensi obat (1-3). WHO mendeklarasikan agenda SDGs untuk mengatasi penyakit ini sampai tahun 2030.

Pada penelitian selanjutnya akan difokuskan pada eksplorasi Macaranga lainnya dari berbagai wilayah Indonesia, sehingga dapat dipetakan jenis-jenis Macaranga Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber obat malaria yang nantinya dilanjutkan dengan pengujian toksisitas dan uji in vivo senyawa alami terhadap hewan coba.

Oleh: Mulyadi Tanjung

Baca Juga: Rekognisi Teks untuk Penataan Koleksi Buku Perpustakaan