Kehadiran bencana alam di Indonesia sudah menjadi daftar bencana yang terjadi setiap tahun, seperti gempa bumi, gunung meletus, dan banjir. Salah satu bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini di Sulawesi Barat adalah gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Mamuju Majene dan sekitarnya. Dua gempa yang cukup besar berkekuatan 5,9 dan 6,2 SR mengguncang wilayah Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat selama 2 hari berturut-turut. Penyebab gempa ini diduga kuat aktivitas dorong Mamuju dan akibatnya sekitar 300 rumah yang tersebar di 16 kecamatan rusak berat. Dampak lainnya, terjadi trauma yang cukup kuat bagi masyarakat Mamuju sehingga kegiatan ekonomi di daerah ini sempat terhenti selama beberapa minggu. Sektor yang cukup terpengaruh adalah sektor perikanan yang merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan wilayah Sulawesi Barat.
Kabupaten Mamuju merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki luas lautan 1.635 km2 dengan panjang pantai 254 km. Dengan proporsi luas lautan tersebut, potensi perikanan juga berpotensi untuk dikembangkan. Kontribusi sektor perikanan dapat dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2020 atas dasar harga berlaku mencapai 4,33 triliun rupiah atau 37,26 persen dari total PDRB menurut BPS Mamuju tahun 2021. Diharapkan potensi perikanan yang besar sektor perikanan di provinsi ini dapat dikelola dengan baik. Salah satu pengembangan sektor perikanan di wilayah ini adalah untuk mendukung upaya pengembangan produk olahan berbahan dasar ikan. Selain sebagai upaya pemenuhan protein nabati yang baik untuk kesehatan, produk perikanan merupakan produk yang dapat mengangkat perekonomian daerah karena produk perikanan dapat menjadi produk unggulan ekspor nonmigas. Beberapa produk perikanan yang terdapat di pasar tradisional pasca gempa di Kabupaten Mamuju antara lain produk ikan kering seperti ikan teri basah, ikan teri kering, dan udang rebon. Produk ini memiliki keunggulan karena mudah diproses dan juga dipasarkan dengan harga yang sangat terjangkau.
Saat ini pemasaran dan produksi perlu mendapat perhatian serius agar produksi hasil olahan tersebut dapat dikembangkan lebih baik lagi. Dalam penelitian ini kami hanya ingin menyampaikan nilai gizi dari 3 produk perikanan tradisional yang dijual secara komersial pasca bencana gempa. Produksi yang masih terbatas ini memberikan sinyal bahwa potensi pengembangan masih terbuka lebar, dan kebangkitan sektor perikanan olahan dapat terus dilakukan untuk menggali potensi produk perikanan lainnya di Kabupaten Mamuju dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dan berorientasi ekspor. Dapat disimpulkan bahwa produk ikan kering Mamuju memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi produk bernilai tambah. Penelitian ini menyarankan perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut agar diperoleh produk yang memiliki nilai jual tinggi juga mengandung gizi yang tinggi.
Penulis: Dr. Eng. Sapto Andriyono
Tulisan lengkap pada
Link: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012040/meta
Sitasi: Saputra, E., Isroni, W., Basarah, A. R., & Andriyono, S. (2022, July). Proximate Analysis of Fisheries Dried Products from Mamuju Traditional Market Post-Earthquake Disaster. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1036, No. 1, p. 012040). IOP Publishing.