Universitas Airlangga Official Website

Karakterisasi Molekuler Strain Trypanosoma Evansi yang Resisten Terhadap Trypanocidal

Karakterisasi Molekuler Strain Trypanosoma Evansi yang Resisten Terhadap Trypanocidal
Ilustrasi Kuda (sumber: HarapanRakyat)

Trypanosoma evansi merupakan parasite protozoa darah yang dapat menyebabkan penyakit yang disebut Surra pada ternak diantaranya pada kuda, kerbau, sapi, dan unta. Surra menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar terutama akibat kematian hewan serta menurunnya produksi dan performa ternak. Beberapa daerah di Indonesia merupakan endemik T. evans, diantaranya provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengobatan surra masih mengandalkan penggunaan trypanocidal. Trypanocidal  yang biasanya digunakan untuk mengobati surra adalah suramin, melarsomine hydrochloride, diminazene diaceturate, quinapyramine, dan isomethamidium klorida. Beberapa laporan menunjukan T. evansi telah mengalami resistensi terhadap trypanocidal, contohnya adalah laporan mengenai T. evansi yang resisten terhadap suramin dan quinapyramine (Rayah et al., 1999; Zhou et al., 2004; Liao dan Shen, 2010) dan isomethamidium klorida (Subekti et al., 2015; Mekonnen et al. , 2018). Resistensi trypanosoma terhadap trypanocidal tentu saja akan merugikan bagi para peternak karena pengobatan tidak akan efektif.

Kajian resistensi trypanocidal umumnya dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap isolat lapangan T. evansi dengan berbagai jenis dan dosis untuk mengetahui sensitivitas dan resistensinya. Namun, studi tentang karakterisasi molekuler strain T. evansi yang resisten terhadap trypanocidal masih terbatas.

Sebelumnya kami memperoleh strain yang resisten terhadap suramin(SB-RS), diminazene diaceturate (SB-RD) dan melarsomine hydrochloride (SB-RM) dosis rendah. Strain ini berasal dari satu induk tunggal T. evansi (Kode Isolat SB PR) sebagai isolat lapangan awal. Selanjutnya T. evansi  yang mengalami resistensi ini dilakukan karakterisasi secara molekuler dibandingkan dengan induknya menggunakan metode sodium dodecyl sulfatepolyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) dan Random amplified polymorphic DNA (RAPD)

Hasilnya menunjukan bahwa Sampel T. evansi yang resisten terhadap trypanocidal (SB-RS, SB-RD, dan SBRM) merupakan strain yang berbeda dari induknya (SB-PR) yang merupakan isolat lapangan awal.

Perbedaan antara keempat strain tersebut dibuktikan dengan perbedaan karakteristik molekuler, seperti profil proteinnya diperoleh melalui SDS-PAGE, DNA diukur dengan RAPD, sequence dari gen ESAG6, rangkaian asam amino dari gen ESAG6 (reseptor transferin), dan hasil in silico dari protein ESAG6.

Tiga strain T. evansi turunan (SB-RS, SB-RD, dan SB-RM) menunjukkan pola pita yang berbeda dibandingkan T. evansi SB-PR. Berdasarkan hasil RAPD, T. evansi SB-RS dan T. evansi SB-RD merupakan strain yang berbeda dengan kemiripan sequence DNA sekitar 77,8 %, sedangkan DNA T. evansi  SB-RM memiliki kemiripan sebesar 44,4 % dengan T. evansi  SB-RS dan T. evansi  SB-RD. Tidak ada perbedaan VSG yang ditemukan di antara keempat strain T. evansi; namun, gen ESAG6 menunjukkan perbedaan dalam urutan nukleotida dan asam amino, serta struktur sekunder dan 3Dnya.

Resistensi terhadap trypanocidal tampaknya tidak berhubungan dengan gen TevAT1. Hubungan pasti antara mekanisme kerja resistensi trypanocidal dan molekul reseptor transferin masih belum jelas dan memerlukan studi mendalam lebih lanjut.

Penulis: Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti, drh., M.P.

Baca juga: Trypanosoma Evansi Isolat dari Kerbau dan Sapi di Indonesia Teridentifikasi Sebagai Tipe Non-A/B