Untuk lebih memahami dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan produktivitas kerja, sangat penting untuk melakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengidentifikasi lingkungan kerja dan populasi pekerja yang paling rentan terhadap kenaikan suhu global. Nelayan yang melaut pada siang hari tergolong pekerjaan sektor informal yang memiliki aktivitas berat dan berisiko mengalami dehidrasi karena iklim kerja di lingkungan yang panas akibat paparan sinar matahari. Paparan stres panas yang berlebihan di tempat kerja dapat menyebabkan dislipidemia, penyakit kardiovaskular, pencernaan, dan kematian.
Sebanyak 1.827.218 nelayan di Indonesia dengan total 162.827 berada di Jawa Timur. Nelayan bekerja pada kondisi kerja yang terpapar panas matahari secara langsung memiliki resiko akan terkena stres panas yang dapat mengganggu kesehatannya, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal. Stres panas merupakan bahaya fisik dan potensi risiko kesehatan yang dapat mengakibatkan berbagai kondisi mulai dari ketidaknyamanan, sakit kepala, gangguan psikologis, serangan panas, dan bahkan kematian dalam kasus yang ekstrim. Stres panas dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas pekerja.
Dari 100 nelayan yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar nelayan berada pada rentang usia 41-50 tahun. Namun, ada beberapa responden yang berusia >60 tahun. Pekerja yang lebih tua mengalami penurunan kemampuan fisiologis untuk mengeluarkan panas dari tubuh, sehingga ketika terkena panas mereka memiliki sedikit kemampuan untuk membuang panas. Selain itu, tubuh pekerja yang lebih tua lebih lambat beradaptasi dengan lingkungan yang panas. Berdasarkan sebuah penelitian, pekerja berusia 31-70 tahun sebaiknya melakukan screening sebelum bekerja di lingkungan yang panas untuk mengurangi risiko akibat paparan panas.
Mayoritas nelayan dalam penelitian ini memiliki kebiasaan berolahraga sehari-hari. Olahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh. Selain itu, olahraga juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan otak seseorang, karena saat berolahraga, peredaran darah yang membawa oksigen ke otak dapat berjalan dengan baik. Selain itu, olahraga teratur juga dapat menjaga dan meningkatkan kemampuan fungsional tubuh.
Mayoritas nelayan mengkonsumsi air sebanyak 1-2 liter per hari. Namun, ada beberapa responden yang mengkonsumsi air <1 liter per hari. National For Occupational Safety and Health (NIOSH), sebuah lembaga di Amerika Serikat yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja, merekomendasikan pekerja yang bekerja di lingkungan panas untuk mengkonsumsi 1 gelas air setiap 15-20 menit, sehingga total konsumsi air responden dalam penelitian ini masih dibawah rekomendasi NIOSH. Pekerja yang mengonsumsi <1 liter air per hari semuanya berisiko mengalami stres akibat panas.
Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM.,M.KKK.
Link journal: https://www.phcogj.com/article/1996
Judul artikel scopus: Relationship Between Individual Characteristics and the Risk of Exposure to Heat Stress in Indonesian Fishermen