Infeksi COVID-19 akibat virus SARS-CoV-2 telah meluas ke berbagai negara sehingga ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020. Infeksi ini dilaporkan menyebabkan jutaan kasus kematian di berbagai belahan dunia. Manifestasi klinis bervariasi infeksi COVID-19 mulai ringan, sedang, berat hingga kritis. Berbagai upaya dilakukan untuk memutus rantai penularan, mencegeah keparahan serta mencari faktor – faktor yang mempengaruhi keparahan penyakit.
Respons imun tubuh berperan penting terhadap infeksi termasuk infeksi virus. Sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah dan adaptif. Sistem imun alamiah memberikan respons awal terhadap deteksi dan eliminasi virus. Sel imun alamiah terdiri atas netrofil, monosit, makrofag serta sel Natural Killer (NK) yang mampu menghasilkan sitokin proinflamasi untuk menghambat replikasi virus, menstimulasi respons imun adaptif dan memanggil sel imun lain menuju tempat infeksi. Sel NK merupakan sel imun alamiah yang penting sebagai pertahanan lini pertama terhadap tumor, infeksi virus,bakteri dan parasit serta berperan penting dalam menghubungkan respons imun alamiah dan adaptif. Sedangkan sel imun adaptif terdiri dari sel yang terspesialisasi yaitu limfosit yang berperan dalam eliminasi virus. Limfosit terdiri limfosit T dan limfosit B. Limfosit T terdiri dari beberapa subset, diantaranya adalah limfosit T helper (CD4) dan limfosit t sitotoksik (CD8) yang berperan besar pada infeksi virus.
Infeksi virus pada umumnya terjadi peningkatan proporsi limfosit, namun pada kasus infeksi influenza seperti pandemic H1N1 dan severe acute respiratory syndrome (SARS) terjadi sebaliknya yaitu penurunan jumlah limfosit. Pada infeksi COVID-19 bila dibandingkan dengan orang sehat, dapat terjadi peningkatan jumlah leukosit, jumlah neutrofil dan rasio Netrofil – Limfosit (NLR) yang signifikan terutama pada kelompok gejala yang derajat berat. Penurunan jumlah limfosit, CD4, CD8 dan Sel NK pada pasien COVID-19 derajat sedang, berat dan kritis dibandingkan kelopok gejala ringan.
Peningkatan jumlah leukosit,NLR, penurunan jumlah CD4, CD8 dan sel NK dapat digunakan untuk memprediksi derajat keparahan penyakit dan menilai gangguan sistem imun. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap merupakan pemeriksaan rutin yang bisa dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan atau laboratorium. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi jumlah leukosit, jumlah netrofil dan limfosit serta rasio netrofil dan limfosit yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal. Sedangkan pemeriksaan jumlah subset limfosit seperti limfosit T CD4 dan CD8 serta jumlah sel NK dapat dilakukan dengan metode flowcytometry bisa dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan untuk memprediksi keparahan penyakit.
Penulis : Prof.Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa,dr.,Sp.KK(K)
Informasi lengkap dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di :
https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2022-15-5-47
Characteristics of Natural Killer (NK) Cell and T Lymphocyte in COVID 19 patients in Surabaya, Indonesia
Munawaroh Fitriah, Betty Agustina Tambunan, Hartono Kahar, Jusak Nugraha, Fauqa Arinil Aulia, Aryati , Resti Yudhawati, Sudarsono, Damayanti Tinduh , Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Yetti Hernaningsih