Penuaan kulit merupakan suatu kondisi dimana terjadi perubahan pada sel dan jaringan kulit akibat kelainan mekanisme dan penurunan fungsi jaringan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik. Penuaan intrinsik merupakan suatu proses alamiah dan berkelanjutan yang biasanya dimulai pada usia pertengahan dua puluhan. Penuaan ini ditandai dengan menurunnya produksi kolagen dan pergantian sel kulit baru. Tanda ini biasanya tidak terlihat selama beberapa dekade sampai usia dua puluhan, dan akan terlihat jelas apabila seseorang sudah mencapai usia tua. Kulit memiliki sistem pelindung yang meliputi tulang, kartilago, dan kompartemen subkutan, yang memberikan dukungan struktural bagi dermis, epidermis, dan stratum korneum. Penuaan mengakibatkan adanya perubahan terhadap masing-masing struktur tersebut.
Penuaan intrinsik merupakan suatu proses alamiah dan berkelanjutan yang biasanya dimulai pada usia pertengahan dua puluhan. Penuaan ini ditandai dengan menurunnya produksi kolagen dan pergantian sel kulit baru. Tanda ini biasanya tidak terlihat selama beberapa dekade sampai usia dua puluhan, dan akan terlihat jelas apabila seseorang sudah mencapai usia tua. Sedangkan, penuaan ekstrinsik paling banyak disebabkan oleh akumulasi dan paparan terhadap sinar matahari yang tidak terlindungi (photoaging). Photoaging disebabkan oleh sinar matahari pada permukaan bumi. Sebagian besar UVR matahari (400-10 nm) diblokir oleh atmosfer bumi sehingga UVR yang mencapai permukaan bumi terdiri dari > 95% UVA (400-315 nm) dan sekitar 5% UVB (315-280 nm). Sedangkan UVC (280-100 nm), yang sangat berbahaya bagi kulit, diserap sepenuhnya oleh lapisan ozon dan atmosfer. UVA yang menembus kulit dengan dalam merusak jaringan ikat di dermis dan meningkatkan risiko kanker kulit, sedangkan UVB yang hanya menembus epidermis dapat menyebabkan kulit terbakar, tanning, dan fotokarsinogenesis. UVB merupakan penyebab utama kerusakan DNA secara langsung serta menginduksi peradangan dan imunosupresi, sedangkan UVA memiliki peran yang besar terhadap photoaging mengingat jumlahnya yang besar pada sinar matahari serta menyerang dermis dan epidermis. Sejumlah faktor eksternal lain yang berpengaruh terhadap penuaan kulit yaitu ekspresi wajah yang berulang, gravitasi, posisi tidur, dan merokok.
Karakteristik kulit pada penuaan ekstrinsik akibat paparan sinar matahari ditandai dengan kerutan yang dalam, kasar, warna pucat atau kuning, peningkatan kerapuhan, pembentukan purpura, perubahan pigmen berbintik-bintik, dan gangguan penyembuhan luka. Penuaan ekstrinsik juga menimbulkan gejala klinis berupa teleangiektasis, ekimosis, seboroik/ keratosis, lentigo, komedo, kulit kering disertai skuama, lesi pigmentasi yang tidak merata, atrofi, serta peningkatan jumlah lesi premalignan atau malignan. Selain itu, pada photoaging juga dapat terjadi elastosis (gambaran kulit yang kasar berwarna kekuningan) serta aktinik purpura (rapuhnya dinding pembuluh darah dermis sehingga kulit mudah memar bila terkena trauma).
Intervensi terhadap penuaan kulit perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti usia, riwayat operasi sebelumnya, status kesehatan secara umum, jenis kulit, gaya hidup dan banyak faktor lain sebelum memilih strategi yang tepat untuk menangani penuaan kulit pada tiap individu. Barrier kulit yang sehat merupakan pelindung yang penting terhadap dehidrasi, penetrasi berbagai mikroorganisme, alergen, iritan, spesies oksigen reaktif, dan radiasi. Oleh karena itu, perawatan kulit harian dapat meningkatkan regenerasi kulit, elastisitas, kehalusan, dan dengan demikian mengubah kondisi kulit untuk sementara waktu. Untuk menghindari photoaging, penting juga untuk menggunakan tabir surya setiap hari untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB (SPF 15 sudah memadai, tetapi yang lebih tinggi lebih baik). Selain itu, penting juga untuk menggunakan pakaian pelindung atau topi, dan menghindari sinar matahari sedapat mungkin. Selain itu, terapi untuk penuaan kulit dapat pula diberikan antioksidan, terapi stem cell, terapi penggantian hormon, krim topikal, peeling, dan juga laser.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik pasien penuaan kulit di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari – Desember 2019. Didapatkan 415 pasien penuaan kulit yang dievaluasi, meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, keluhan dan faktor pencetus, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi yang didapatkan. Jumlah kasus tertinggi terjadi pada pasien berusia 45 – < 60 tahun. Sebagian besar pasien adalah perempuan, dan sebagian besar pekerjaan pasien adalah pegawai swasta. Temuan anamnesis meliputi keluhan yang paling umum yaitu kulit kusam, dengan faktor pencetus yang paling banyak ditemukan pada pasien yaitu paparan sinar matahari dan polusi. Kerutan adalah temuan pemeriksaan fisik yang paling umum pada pasien, dengan photoaging III Glogau sebagai diagnosis yang paling umum. Sebagian besar pasien dirawat dengan fotoproteksi dalam bentuk tabir surya. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang penampilan, serta kesehatan dan kualitas hidup manusia, penuaan kulit mendapat perhatian yang memadai saat ini, dengan paparan sinar matahari menjadi faktor pencetus yang paling umum terjadi.
Penulis : Dr. Damayanti, dr., Sp.KK(K)
Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di :
https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/31772
SKIN AGING PROFILE IN TERTIARY HOSPITAL: A DESCRIPTIVE STUDY
Tasya Wikassa, Damayanti Damayanti, Irfiansyah Irwadi, Trisniartami Setyaningrum, Rahmadewi Rahmadewi, Diah Mira Indramaya, Menul Ayu Umborowati