Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kelembaban tinggi, yang menyebabkan bakteri mudah berkembang dan salah satunya dapat menyebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita, yaitu keputihan. Banyaknya kasus keputihan akibat infeksi pada perempuan Indonesia merupakan kasus yang cukup kompleks, di Jawa Timur terdapat 37,4 juta kasus keputihan pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pemeriksaan usap vagina terkait faktor demografi, inang, faktor lingkungan, dan hasil diagnosis di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Keputihan memiliki dampak yang berbeda, tergantung pada jenis keputihan, termasuk keputihan fisiologis atau patologis. Keputihan fisiologis (normal) berdampak pada ketidaknyamanan wanita sehingga hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Berbeda halnya dengan keputihan patologis yang memiliki dampak yang cukup serius jika tidak ditangani dengan baik dan cepat. Jika keputihan terus berlanjut secara terus menerus, maka akan mengganggu fungsi organ reproduksi wanita terutama pada bagian tuba falopi yang dapat menyebabkan infertilitas pada wanita, pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran bahkan Kematian Janin dalam kandungan (KJDK), kelainan bawaan, dan kelahiran prematur (Kasdu, 2008).
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik pemeriksaan swab vagina di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya seperti jumlah pasien, faktor demografis (usia, pendidikan, pekerjaan, status), faktor inang (riwayat penggunaan sabun, usia subur), faktor lingkungan (jumlah pasangan seksual), dan hasil diagnostik di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya melalui pendekatan studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien yang melakukan swab vagina di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya pada periode Januari─Desember 2020. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang telah dipilih dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria sampel selama periode Januari – Desember 2020. Data yang dikumpulkan kemudian diolah sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Setelah itu, dilakukan analisis terkait pasien yang melakukan swab vagina di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Jumlah pasien yang melakukan swab vagina di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2020 sebanyak 56 pasien. Rentang usia tertinggi adalah 31-45 tahun yang merupakan usia produktif. Sebanyak 29 pasien (51,7%) telah lulus SMA/sederajat, 45 pasien (80,3%) merupakan perempuan pekerja. Ada 46 pasien (82,1%) yang sudah menikah. Usia reproduksi terbanyak dari 40 pasien (71,4%) adalah menstruasi. 32 pasien (57,1%) tidak menggunakan metode kontrasepsi. Jumlah pasangan seksual terbanyak adalah satu pasangan sebanyak 36 pasien (64,2%). Diagnosis vaginosis bakteri adalah 48 pasien (85,7%). Candidiasis vaginalis dan Trichomoniasis tidak ditemukan pada penelitian ini dan 8 pasien (14,2%) mengalami keputihan karena adanya keganasan.
Ciri-ciri pasien yang melakukan swab vagina di RSUD Dr. Soetomo adalah wanita usia produktif dengan pendidikan SMA terbaru, dan sudah berkeluarga. Usia reproduksi yang paling banyak adalah menstruasi dan sebagian besar dialami oleh pasien yang tidak menggunakan kontrasepsi dengan pasangan seksual berjumlah satu dengan hasil diagnosis terbanyak yang disebabkan oleh vaginosis bakteri, 48 pasien (85,7%) didiagnosis dengan Vaginosis Bakteri. Kandidiasis vaginalis dan Trikomoniasis tidak ditemukan, dan 8 pasien (14,2%) ditemukan menderita keganasan organ reproduksi.
Penulis : Dr.Puspa Wardhani, dr., Sp.PK(K)
Didapatkan dari :International Journal of Research Publications (ijrp.org)