Universitas Airlangga Official Website

Karsinoma Ovarium Sel Jernih yang Menyerupai Sarkoma Uterus

IL KlikDokter

Karsinoma ovarium sel jernih (clear cell ovarian carcinoma) merupakan jenis yang paling langka dan menyumbang hingga 12% dari semua kasus kanker ovarium. Karsinoma sel jernih biasanya didiagnosis pada usia dini, mengingat hubungannya dengan endometriosis dan pembesaran perut pada kelompok muda yang berisiko. Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk membantu diagnosis karsinoma ovarium sel jernih dengan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 90% an 87%.

Pembedahan adalah pilihan utama terapi kanker ovarium sel jernih, sementara kemoterpi dapat diberikan sebagai terapi tambahan. Sisa jaringan merupakan faktor prognostik independen pada pasien dengan kanker ovarium sel jernih stadium III-IV. Tim dokter obstetri dan ginekologi RSUD Dr.Soetomo melaporkan kasus pasien kanker ovarium dengan kecurigaan sarkoma uteri dari hasil MRI. Pasien pertama kali didiagnosis pada tahun 2018, namun menolak perawatan lebih lanjut. Pasien kembali datang pada tahun 2021 dengan massa rahim yang semakin membesar dan sudah menyebar hingga setengah bagian dinding rahim.

Tim gabungan dari ahli bedah gastrointestinal dan ahli urologi melakukan operasi. Ditemukan perlengketan besar antara massa, omentum, dan usus besar sigmoid. Massa diidentifikasi berasal dari ovarium kiri. Dilakukan operasi histerektomi total tanpa sisa tumor. Pasien didagnosis dengan karsinoma ovarium sel jernih stadium IVB karena tumor telah menyebar hingga usus besar. Pasien juga dijadwalkan mendapatkan 6 kali kemoterapi.

Clear cell ovarian carcinoma biasanya dapat didiagnosis lebih awal, namun pada kasus yang dilaporkan ini, menunjukkan massa tumbuh dari ukuran 5x4x4.9cm pada tahun 2018, menjadi >30cm pada tahun 2022. Keluhan utama pasien muntah dan demam saat diabawa ke unit gawat darurat merupakan komplikasi dari adanya fistula (saluran) antara usus besar dan massa.

Mayoritas clear cell ovarian carcinoma, memiliki fitur massa adneksa besar, kistik, dan unilateral, hanya 23% yang terbentuk sebagai massa solid dengan peningkatan kontras heterogenik di area nekrosi. Sarkoma uterus juga memiliki massa yang padat di daerah nekrotik dengan peningkatan kontras yang intens. MRI memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dengan karakterisasi massa yang akurat. Namun dalam kasus ini, pasien salah didiagnosis dengan sarkoma uterus karena massa padat yang besar (20×30 cm) terdeteksi pada MRI. Jadi, massa itu diperkirakan berasal dari rahim. Hal ini menegaskan bahwa karsinoma ovarium sel jernih juga mungkin memiliki gambaran massa yang padat (solid).

Clear cell ovarian carcinoma adalah subtipe kanker ovarium epithelial yang langka dan biasanya terdeteksi pada fase awal. Pada fase lanjut, clear cell ovarian carcinoma memiliki prognosis yang buruk, namun, operasi histerektomi tanpa meninggalkan sisa tumor dapat meningkatkan prognosisnya. MRI dapat mendiagnosa clear cell ovarian carcinoma dengan sensitivitas 90%. Gambaran tumor dapat menjadi bias karena meskipun mayoritas adalah unilateral, namun 23% memiliki fitur yang solid. Dalam kasus ini, operasi pengangkatan tumor, termasuk infiltrasinya ke usus besar dan uretus dilakukan. Jadi, pasien memiliki prognosis yang lebih baik meskipun terdiagnosis clear cell ovarian carcinoma stadium lanjut.

Penulis: Brahmana Askandar Tjokroprawiro

Untuk artikel lengkapnya dapat diaksek pada link berikut:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10088404/