Pada stroke iskemik akut sirkulasi anterior (AIS), reperfusi terapeutik dengan perawatan endovaskular (EVT) secara konsisten dikaitkan dengan prognosis fungsional jangka panjang yang menguntungkan dibandingkan perawatan medis standar. Namun, hingga 50% pasien yang telah menjalani EVT masih belum mendapatkan hasil fungsional yang memuaskan dalam 3 bulan, bahkan jika mereka memiliki reperfusi yang baik. Beberapa faktor yang menentukan hasil setelah EVT antara lain usia pasien yang sudah tua, kecacatan pra-stroke, kondisi komorbiditas, kerusakan otak kronis, hipertensi, hiperglikemia, dan demam. Khususnya, edema otak pascaprosedur tetap ada pada sekitar setengah dari pasien EVT, menetralkan kemanjuran EVT yang menguntungkan pada hasil fungsional.
Terdapat sebuah laporan kasus AIS yang ditangani dengan EVT yang menghasilkan rekanalisasi yang berhasil, tetapi kemudian terjadi edema otak ganas (MBE) yang memerlukan intervensi bedah. Laporan kasus ini dilakukan oleh Suroto dkk., (2023) dari Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, penelitian yang telah diterbitkan dalam Surgical Neurology International (ScientificScholar) ini bertujuan untuk memberikan sumbangsih referensi terkait penanganan kasus AIS yang ditangani dengan EVT dan memerlukan intervensi bedah paska terjadinya MBE.
Seorang pria berusia 51 tahun dengan riwayat fibrilasi atrium mengalami hemiplegia onset akut dan bradiaritmia berat. CT Scan kepala menunjukkan tanda hyperdense middle cerebral artery (MCA). Trombolisis intravena diberikan sebelum pemasangan alat pacu jantung sementara. Pengurangan angiografi digital mengkonfirmasi oklusi cabang M1 MCA kanan non-kolateral di wilayah pembuluh yang tersumbat. Trombektomi mekanis (MT) dilakukan 6 jam setelah onset dan berhasil mencapai trombolisis termodifikasi pada infark otak 3 revaskularisasi dalam 6 jam 20 menit. Pasien kemudian mengalami edema otak masif yang membutuhkan kraniektomi dekompresi darurat. Skor skala Rankin yang dimodifikasi adalah 4 dalam 1- dan 3 bulan tindak lanjut.
Pada akhirnya, penelitian ini mengungkapkan bahwa MBE setelah trombektomi mekanik menghasilkan hasil fungsional yang tidak memuaskan, bahkan jika berhasil melakukan revaskularisasi. Tidak adanya kolateral pada teritori pembuluh yang tersumbat pada angiogram awal merupakan salah satu prediktor MBE setelah MT. Laporan kasus ini menggambarkan adanya faktor prediktor MBE yang harus diperhatikan oleh ahli bedah saraf dalam merencanakan penatalaksanaan di masa mendatang dan memberikan informasi kepada keluarga pasien.
Penulis: Dr. Asra Al Fauzi, dr., Sp.BS.