Universitas Airlangga Official Website

Kebangkitan Pariwisata Pasca Pandemi Covid-19

Wabah yang melanda hampir di seluruh belahan dunia yakni Covid-19, tentunya memberikan dampak yang besar bagi berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata. Aktivitas luar masyarakat yang terpaksa harus dihentikan untuk sementara berdampak pada keberlangsungan berbagai pariwisata di Indonesia. Tantangan yang luar biasa dalam hal perekonomian sangat terasa di wilayah-wilayah yang menjadi ikon dan memiliki objek bagi pariwisata Indonesia, seperti Bali. Dampak yang terjadi pada perekonomian di Bali sejak adanya Covid-19 cukup beragam, seperti terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), pengurangan gaji dan sebagainya (Dewi et.al., 2022). Hal ini dikarenakan terjadi penurunan drastis kedatangan para wisatawan baik lokal maupun asing, sehingga terjadi keterpurukan bagi keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat yang memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata. Upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi situasi dan kondisi pasca pandemi dalam sektor pariwisata cukup mengobati kekhawatiran masyarakat yang merasakan dampak langsung dari keberadaan Covid-19. Kebijakan vaksinasi gratis dan kebijakan mematuhi protokol kesehatan membantu mengurangi jumlah kasus Covid-19. Lambat laun sektor pariwisata mulai bangkit kembali setelah keputusan bahwa PPKM ditiadakan. Di Bali sendiri, tercatat kunjungan dari wisatawan mancanegara mencapai 508.350 kunjungan pada bulan September 2023 dan dimonasi oleh wisawatawan mancangera yang berasal dari Australia (BPS, 2023). Hal ini membuktikan bahwa upaya yang dilakukan berdampak pada potensi Indonesia mengembalikan dan memperbaiki situasi dan kondisi yang diakibatkan dari keterpurukan ekonomi akibat Covid-19. Masyarakat setempat tentunya dapat merasakan kembali keadaan sebelum terjadi pandemi, sehingga dapat menghidupkan kembali perekonomian di Bali. Mengembangkan Potensi Industri Kreatif di Sektor Pariwisata Dalam pemeliharan sektor pariwisata, pemerintah perlu mampu mengembangkan industri kreatif sebagai penggerak dan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini dapat didukung dengan bagaimana pemerintah mampu membuat infrastruktur-infrastruktur yang menjadi penggerak dalam berjalannya aktivitas pariwisata di Indonesia, mampu mengembangkan dan membuat destinasi wisata yang menarik wisatawan lokal maupun asing, melakukan sertifikasi pariwisata berkelanjutan hingga revitalisasi sarana di destinasi wisatanya. Keuntungan tidak hanya dirasakan dalam peningkatan ekonomi, namun juga pada keberdayaan sumber daya manusia yang mempercepat perkembangan ekonomi. Musim pemilu yang semakit dekat tentu juga menjadi fokus masyarakat dalam melihat bagaimana dan perubahan apa yang akan diberikan serta persiapan yang telah disiapkan menjelang Pemilu 2024 mendatang dalam sektor pariwisata. Koherensi antara politik dan pariwisata sangat berkaitan satu dengan yang lainnya, ditambah lagi aktivitas pengembangan pariwisata tentu berada di bawah naungan pemerintahan yang berfokus untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan berbagai macam pendukung. Pengembangan pariwisata di Indonesia juga menjadi penguat posisi bangsa Indonesia sehingga negara lain mengakui potensi dan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan sektor wisata. Mengatasi Tantangan Industri Kreatif di Sektor Pariwisata Indonesia dengan berbagai macam destinasi wisata tentu memiliki tantangan dalam mempertahankan eksistensi di mata negara lain. Tantangan tidak hanya dalam hal perekonomian, namun juga persaingan antar negara lain, seperti contoh dalam lingkup ASEAN. Pada tahun 2020, Indonesia dengan perkiraan kurang lebih 4 juta kunjungan, namun masih berada di bawah Thailand dengan perkiraan kurang lebih 6,7 juta kunjungan dan Malaysia dengan perkiraan kurang lebih 4,3 juta kunjungan (Statista, 2023). Dalam menyadarkan kesadaran (awareness) secara global dengan mengenalkan bangsa Indonesia, terutama sektor pariwisata di mata wisatawan mancangera, tentu membutuhkan yang namanya promosi. Hal ini dilakukan untuk lebih mengenalkan kepada dunia mengenai apa saja yang dimiliki Indonesia dalam hal pariwisata yang sangat beragam dari Sabang hingga Merauke. Peran ini dapat didukung oleh generasi muda yang memiliki sifat dan karakter yang sangat erat dengan era digitalisasi. Dalam maksud, generasi muda perlu mampu memanfaatkan digitalisasi dengan memperkenalkan berbagai destinasi wisata di Indonesia, salah satunya menggunakan media sosial. Sasaran yang dituju tidak hanya wisatawan mancanegara, namun wisatawan lokal pun perlu mengetahui seberapa banyak wisata yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan potensi pasar sebanyak 280 juta jiwa di Indonesia. Selain itu, fokus pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata juga perlu memperhatikan lebih yaitu pemanfaatan teknologi yang memberikan sokongan dan dukungan bagi upaya pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata di Indonesia. Penulis: Kardevilla Ferina Mailarangan (Mahasiswa S2 PSDM UNAIR)

Wabah yang melanda hampir di seluruh belahan dunia yakni Covid-19, tentunya memberikan dampak yang besar bagi berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata. Aktivitas luar masyarakat yang terpaksa harus dihentikan untuk sementara berdampak pada keberlangsungan berbagai pariwisata di Indonesia. Tantangan yang luar biasa dalam hal perekonomian sangat terasa di wilayah-wilayah yang menjadi ikon dan memiliki objek bagi pariwisata Indonesia, seperti Bali. Dampak yang terjadi pada perekonomian di Bali sejak adanya Covid-19 cukup beragam, seperti terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), pengurangan gaji dan sebagainya (Dewi et.al., 2022). Hal ini dikarenakan terjadi penurunan drastis kedatangan para wisatawan baik lokal maupun asing, sehingga terjadi keterpurukan bagi keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat yang memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata.

Upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi situasi dan kondisi pasca pandemi dalam sektor pariwisata cukup mengobati kekhawatiran masyarakat yang merasakan dampak langsung dari keberadaan Covid-19. Kebijakan vaksinasi gratis dan kebijakan mematuhi protokol kesehatan membantu mengurangi jumlah kasus Covid-19. Lambat laun sektor pariwisata mulai bangkit kembali setelah keputusan bahwa PPKM ditiadakan. Di Bali sendiri, tercatat kunjungan dari wisatawan mancanegara mencapai 508.350 kunjungan pada bulan September 2023  dan dimonasi oleh wisawatawan mancangera yang berasal dari Australia (BPS, 2023). Hal ini membuktikan bahwa upaya yang dilakukan berdampak pada potensi Indonesia mengembalikan dan memperbaiki situasi dan kondisi yang diakibatkan dari keterpurukan ekonomi akibat Covid-19.  Masyarakat setempat tentunya dapat merasakan kembali keadaan sebelum terjadi pandemi, sehingga dapat menghidupkan kembali perekonomian di Bali.

Mengembangkan Potensi Industri Kreatif di Sektor Pariwisata

Dalam pemeliharan sektor pariwisata, pemerintah perlu mampu mengembangkan industri kreatif sebagai penggerak dan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini dapat didukung dengan bagaimana pemerintah mampu membuat infrastruktur-infrastruktur yang menjadi penggerak dalam berjalannya aktivitas pariwisata di Indonesia, mampu mengembangkan dan membuat destinasi wisata yang menarik wisatawan lokal maupun asing, melakukan sertifikasi pariwisata berkelanjutan hingga revitalisasi sarana di destinasi wisatanya. Keuntungan tidak hanya dirasakan dalam peningkatan ekonomi, namun juga pada keberdayaan sumber daya manusia yang mempercepat perkembangan ekonomi.

Musim pemilu yang semakit dekat tentu juga menjadi fokus masyarakat dalam melihat bagaimana dan perubahan apa yang akan diberikan serta persiapan yang telah disiapkan menjelang Pemilu 2024 mendatang dalam sektor pariwisata. Koherensi antara politik dan pariwisata sangat berkaitan satu dengan yang lainnya, ditambah lagi aktivitas pengembangan pariwisata tentu berada di bawah naungan pemerintahan yang berfokus untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan berbagai macam pendukung. Pengembangan pariwisata di Indonesia juga menjadi penguat posisi bangsa Indonesia sehingga negara lain mengakui potensi dan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan sektor wisata.

Mengatasi Tantangan Industri Kreatif di Sektor Pariwisata

Indonesia dengan berbagai macam destinasi wisata tentu memiliki tantangan dalam mempertahankan eksistensi di mata negara lain. Tantangan tidak hanya dalam hal perekonomian, namun juga persaingan antar negara lain, seperti contoh dalam lingkup ASEAN. Pada tahun 2020, Indonesia dengan perkiraan kurang lebih 4 juta kunjungan, namun masih berada di bawah Thailand dengan perkiraan kurang lebih 6,7 juta kunjungan dan Malaysia dengan perkiraan kurang lebih 4,3 juta kunjungan (Statista, 2023). Dalam menyadarkan kesadaran (awareness) secara global dengan mengenalkan bangsa Indonesia, terutama sektor pariwisata di mata wisatawan mancangera, tentu membutuhkan yang namanya promosi.

Hal ini dilakukan untuk lebih mengenalkan kepada dunia mengenai apa saja yang dimiliki Indonesia dalam hal pariwisata yang sangat beragam dari Sabang hingga Merauke. Peran ini dapat didukung oleh generasi muda yang memiliki sifat dan karakter yang sangat erat dengan era digitalisasi. Dalam maksud, generasi muda perlu mampu memanfaatkan digitalisasi dengan memperkenalkan berbagai destinasi wisata di Indonesia, salah satunya menggunakan media sosial. Sasaran yang dituju tidak hanya wisatawan mancanegara, namun wisatawan lokal pun perlu mengetahui seberapa banyak wisata yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan potensi pasar sebanyak 280 juta jiwa di Indonesia. Selain itu, fokus pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata juga perlu memperhatikan lebih yaitu pemanfaatan teknologi yang memberikan sokongan dan dukungan bagi upaya pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata di Indonesia.

Penulis: Kardevilla Ferina Mailarangan (Mahasiswa S2 PSDM UNAIR)