Universitas Airlangga Official Website

Kejadian Atresia Bilier pada Anak dengan Kolestasis

ilustrasi anak (Sumber: liputan6com)

Atresia bilier merupakan kolangiopati fibrotik yang progresif dan obstruktif, yang merupakan penyebab utama gagal hati dan transplantasi hati anak di seluruh dunia. Mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan kejadian atresia bilier adalah hal yang sangat penting untuk mempercepat diagnosis; namun, penelitian yang telah dilakukan di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian atresia bilier. Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif terhadap rekam medis yang mencakup 523 pasien kolestasis. 

Secara khusus, usia saat pertama kali mengunjungi dokter spesialis (p = 0,003), usia kehamilan (p <0,001), berat badan lahir (p = 0,039), dan domisili (p = 0,028) menunjukkan hubungan yang substansial dengan atresia bilier. Selain itu, usia kehamilan muncul sebagai faktor yang paling berpengaruh (p = 0,004). Bayi dengan berat lahir normal (≥2.500 gram) menunjukkan faktor terkuat yang berhubungan dengan atresia bilier. Pemeriksaan ke dokter spesialis sebagian besar diamati pada rentang usia 0-6 bulan, sedangkan bayi cukup bulan bayi cukup bulan dan berat badan lahir normal dikaitkan dengan kemungkinan atresia bilier yang lebih tinggi. Tempat tinggal di daerah pedesaan menunjukkan korelasi yang signifikan dengan kejadian atresia bilier.

Kasus atresia bilier pada bayi kolestasis lebih rendah dibandingkan bayi non-atresia bilier. Penelitian ini menegaskan bahwa usia saat pertama kali mengunjungi dokter spesialis anak, usia kehamilan usia kehamilan, berat badan lahir, dan domisili sangat terkait dengan atresia bilier. Berat badan lahir normal berisiko 7,4 kali kali lipat menderita kolestasis non-atresia bilier.

Penulis: Yana FY, Prihaningtyas RA, Arief S, Setyoboedi B. 

Factors associated with biliary atresia in children with cholestasis in Surabaya. Ro J Pediatr. 2023;72(4):184-92. doi:10.37897/RJP.2023.4.6

Baca Juga: Perubahan Ekspresi E-cadherin dan N-cadherin pada Tikus