Menarik membaca berita dari berbagai media tentang diskusi kebangsaan yang diselenggarakan Ikatan Alumi Universitas Airlangga di Jakarta pada hari Selasa (14 Mei 2024) Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak mengungkapkan masukan-masukan kepada negara bagaimana menuju Indonesia maju tahun 2034. Diskusi itu dihadiri Ketua Majeils Wali Amanat UNAIR, Dr. Sunarto, SH, MH; ketua IKA UNAIR Dr. (HC) Khofifah Indah Parawansa
Hadir dalam diskusi tersebut sejumlah pembicara kunci. selain Rektor UNAIR antara lain Prof. Dr. Ir. KH Mohammad Nuh DEA dari PBNU, Prof. Hilman Latif MA, PhD dari Muhammadiyah dll. Acara ini diinisiasi untuk menindaklanjuti gagasan-gagasan yang dicanangkan Rektor UNAIR Prof Nasih, sekaligus sebagai jawaban atas permintaan Presiden Jokowi. Yakni terkait sumbangsih UNAIR di bidang pendidikan untuk mencapai percepatan Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Maju 2034,”
Rektor UNAIR berpendapat bahwa untuk mewujudkan Indonesia maju ada sejumlah aspek yang harus dicapai. Seperti pendapatan per kapita masyarakat minimal 13 ribu dolar AS. Sementara kita tahu saat ini kita ada di posisi 5 ribu dolar AS,” Intinya adalah sektor pendidikan harus diperbaiki.
Namun menurut saya untuk menjadi negara maju disamping memiliki indikator ekonomi seperti GDP, pendapatan perkapita, tingkat inflasi, neraca perdagangan, tingkat pengangguran dsb, negara yang bersangkutan harus memiliki tingkat inovasi yang tinggi.
Kalau kita melihat “2023 Global Innovation Index yang dihimpun oleh the World Intellectual Property Organization ada beberapa negara paling inovatif didunia tahun 2023 dimana ranking pertama diduki Swiss dengan skore 67,6 disusul Swedia 64,2 dan Amerika Serikat 63,5
Ada beberapa pilar yang dimiliki negara paling inovatif itu antara lain Knowledge & Tech Outputs misalkan jumlah hak paten yang dimiliki, serta industry yang bersifat Hi-tech; lalu Human Capital &Research yang menunjukkan jumlah peneliti per 1 juta penduduk dan adanya investor global dibidang R&D (Penelitian dan Pengembangan); Business Shophistication yang menjelaskan adanya kolaborasi industri dibidang R&D dengan universitas; Creative Outputs – adanya merek global atas produk-produknya; Infrastruktur yang termasuk didalamnya teknologi komunikasi dan Institutions atau Kelembagaan yang mengatur kebijakan atau peraturan untuk menjalankan usaha.
Memang kalau melihat pilar-pilar yang harus dimiliki negara maju itu salah satu titik berat atau fokus pembangunan negara adalah sektor pendidikan karena menyangkut aspek lembaga penelitian, output kreativitas bangsa terutama dibidang teknologi; kolaborasi perguruan tinggi dengan industri dibidang Penelitian dan Pengembangan. Apabila dana untuk penelitian di perguruan tinggi sangat terbatas maka mustahil suatu negara itu memiliki kemajuan diberbagai bidang misalnya naiknya kemakuran rakyatnya, peraturan berusaha yang transparan, menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran, meningkatnya daya saing negara di arena global dsb.
Semua hal itu bisa dicapai bila ada political will untuk menjaga tegaknya supremasi hukum tanpa pandang bulu, menjaga stabilitas politik negara dan harus fokus dalam memperbaiki sektor pendidikan.