Universitas Airlangga Official Website

Kembangkan Skill Kewirausahaan Lewat Prodi Ilmu Sejarah

Mahasiswa ilmu sejarah dan Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari SS MA dalam mata kuliah Historiopreneurship. (Sumber: Pribadi)
Mahasiswa ilmu sejarah dan Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari SS MA dalam mata kuliah Historiopreneurship. (Sumber: Pribadi)

UNAIR NEWS – Pandangan umum masyarakat terkait program studi Ilmu Sejarah adalah pelajaran tentang masa lalu. Prodi Ilmu Sejarah juga dikaitkan dengan prospek pekerjaan yang sempit sehingga lulusan Ilmu Sejarah sulit memperoleh pekerjaan. Stigma tersebut sudah terbentuk sejak lama sehingga prodi Ilmu Sejarah perlu meningkatkan kurikulum pembelajaran dalam mempersiapkan mahasiswa saat memasuki dunia kerja.

Salah satu bentuk peningkatan kemampuan mahasiswa saat memasuki dunia kerja adalah penciptaan mata kuliah Historiopreneurship. Historiopreneurship merupakan mata kuliah prodi Ilmu Sejarah UNAIR yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha melalui hasil-hasil kegiatan kesejarahan.

Latar Belakang

Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari SS MA sebagai dosen pengampu mata kuliah Historiopreneurship menyampaikan bahwa terdapat tiga alasan mata kuliah ini perlu ada. Pertama, hasil survei dari alumni yang menekankan pentingnya skill berwirausaha. Kedua, masukan dari stakeholder yang menekankan pentingnya persiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.

“Lalu ketiga evaluasi dari prodi bahwa guna menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa dan lulusan perlu memberikan materi terkait dengan kewirausahaan. Apalagi sejalan dengan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM),” jelas Ikhsan.

Ikhsan memandang bahwa hasil riset sejarah banyak yang diwujudkan dalam bentuk teks tulisan sehingga itu hanya memenuhi rak perpustakaan saja. Padahal, riset sejarah dapat disebarluaskan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk dan media. Selain itu, masyarakat masih banyak yang memandang bahwa belajar sejarah tidak menjanjikan masa depan secara finansial.

“Oleh karena itu perlu memupuk jiwa entrepreneur sehingga hasil-hasil riset sejarah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan praktis mendatangkan finansial,” jelasnya.

Mata kuliah ini memiliki relevansi dengan perkembangan dunia saat ini yang serba teknologi. Teknologi saat ini membuat mahasiswa dapat menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif sebagai peluang usaha. Melalui pemanfaatan teknologi, mahasiswa dapat menjual hasil riset sejarahnya dengan kemasan yang menarik kepada masyarakat umum.

Proses Pembelajaran

Bagi mahasiswa yang tertarik dengan bidang kewirausahaan dan sejarah, dapat mengambil mata kuliah ini di prodi Ilmu Sejarah UNAIR. Mata kuliah 2 SKS ini berlangsung selama satu semester dengan metode pembelajaran ceramah dan praktikum. Mahasiswa akan mendapatkan berbagai macam kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

“Penggalian masalah dan ide kewirausahaan, kuliah tamu dari praktisi, tutorial, belajar langsung dari pelaku, serta membuat proposal business plan, namun ada juga yang sudah mulai membuat contoh produk dan jasa,” kata Ikhsan.

Baca Juga: Melatih Jiwa Wirausaha Mahasiswa Melalui Expo Historiopreneurship

Dampak mata kuliah Historiopreneurship bagi prodi Ilmu Sejarah UNAIR adalah mahasiswa mulai membuka wirausahanya sendiri meskipun masih dalam skala kecil dan terbatas. Meskipun demikian, Ikhsan optimis mata kuliah ini bermanfaat bagi mahasiswa saat memasuki dunia pasca-kampus.

“Namun nanti akan bisa kita lihat ketika peserta mata kuliah ini sudah lulus dan bisa menerapkan di kehidupan dunia kerja,” ungkap Ikhsan.

Ikhsan berharap mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan setelah mengikuti mata kuliah Historiopreneurship. “Sehingga belajar sejarah menjadi pilihan dalam mewujudkan masa depan yang cerah bagi mahasiswa dan alumni,” tutup Ikhsan. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh