Afasia adalah gangguan kebahasaan di otak karena kerusakan pusat bahasa di otak. Penyebab afasia yang paling umum adalah stroke, dengan 17-38% pasien stroke mengalami afasia. Gangguan kebahasaan karena afasia ini bermacam-macam, meliputi berbagai jenis kemampuan bahasa seperti baca tulis, mengulang kata, dan lain-lain sesuai subtipenya. Subtipe ini terbagi menjadi afasia global (gangguan mayor pada semua kemampuan bahasa), afasia motorik (gangguan terutama pada ekspresi bahasa), afasia sensorik (gangguan terutama pada pemahaman bahasa), dan lain-lain.
Walaupun afasia bukan merupakan gangguan sensorik, motorik, psikiatri, ataupun intelektual, tetapi afasia dan gangguan bahasa lainnya dapat menghambat kelancaran komunikasi pasien dengan keluarganya dan dengan tenaga kesehatan, dan tentunya mengurangi kualitas hidup pasien jika dibiarkan begitu saja. Seiring dengan meningkatnya prevalensi stroke di masyarakat, pengetahuan mengenai afasia menjadi semakin diperlukan, terutama profil pasien stroke dengan afasia.
Untuk mengetahui profil pasien stroke dengan afasia di RSUD Dr. Soetomo, Hasan Thalib, Dewi Ratna, Paulus Sugianto, Sita Setyowatie, dan Atika melakukan penelitian yang diharapkan dapat menjadi informasi dan referensi penelitian selanjutnya terkait profil pasien stroke dengan afasia dan tanpa afasia.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan data rekam medis 217 pasien stroke yang dirawat inap di RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2019-2020. Penelitian ini membandingkan profil pasien stroke dengan afasia dan tanpa afasia dalam hal usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tipe stroke, subtipe afasia, lokasi stroke, hemisfer otak yang mengalami stroke, dan faktor risiko lainnya yang dimiliki pasien.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa usia rata-rata pasien stroke dalam penelitian ini adalah 57,6±12,1 tahun, dengan pasien laki-laki lebih banyak dari perempuan. Tingkat pendidikan paling umum adalah SMA, dan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga diikuti oleh pegawai swasta.
Terdapat lebih banyak pasien yang mengalami stroke hemoragik, tetapi perbandingan pasien stroke yang mengalami afasia lebih besar pada pasien dengan stroke iskemik. Jenis afasia terbanyak adalah afasia global. Pada pasien yang mengalami afasia, bagian otak yang paling banyak mengalami stroke adalah bagian corona radiata, ganglia basalis, dan lobus parietalis. Terdapat lebih banyak pasien yang mengalami stroke di hemisfer kanan, tetapi terdapat lebih banyak pasien dengan stroke di hemisfer kiri yang mengalami afasia. Di antara beberapa faktor risiko yang dimiliki pasien, faktor risiko yang paling umum adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan dislipidemia, yang juga merupakan faktor-faktor risiko stroke yang umum.
Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya kecenderungan pasien dengan stroke pada hemisfer kiri untuk mengalami afasia. Hal ini dapat dijelaskan karena mayoritas lebih dominan menggunakan tangan kanan, dan pusat bahasa umumnya terletak di hemisfer otak dominan yang merupakan lawan dari tangan dominan. Bahkan, studi-studi lain juga menyatakan bahwa terdapat pasien dominan tangan kiri (kidal) yang pusat bahasanya terlokalisasi di hemisfer kiri.
Penulis : Hasan Thalib, Dewi Ratna Sari, Paulus Sugianto, Sita Setyowatie, Atika
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di International Journal of Research Publications
dengan judul dan link berikut:
Judul : Stroke and Aphasia in Tertiary Hospital in East Java Link : https://doi.org/10.47119/IJRP1001311820235403