Universitas Airlangga Official Website

Keragaman Ikan Goby dari Sulawesi

Foto oleh Mongabay-Indonesia

Glossogobius giuris dikenal sebagai ikan goby putih dengan bentuk tubuh silindris, kepala pipih, tipe mulut superior, dan warna tubuh kuning kecoklatan dengan bintik hitam. Selain itu, terdapat bintik-bintik memanjang kecil pada sirip punggung dan sirip ekor yang membulat dengan pola berwarna putih kehitaman. Sisik kepala berbentuk sikloid, dan sisik badan berbentuk ctenoid, sedangkan sirip dada dan sirip ekor berwarna abu-abu atau hialin.

Ikan ini merupakan salah satu ikan benthopelagic dan amphidromous yang umumnya hidup di perairan air tawar, muara, dan pesisir, dan secara geografis tersebar di seluruh wilayah Indo-pasifik, dari Pantai Timur Afrika, Laut Merah, dan India hingga China. Di Indonesia, nama lokalnya adalah ikan Bungo, dan salah satu habitatnya adalah Danau Tempe. Danau Tempe merupakan salah satu yang terbesar di tengah Sulawesi Selatan dan menyatu dengan dua danau lainnya, yaitu Sidenreng dan Lapompakka (Danau Buaya). Pada musim hujan, danau-danau ini menyatu dengan badan air seluas 35.000 ha sehingga komposisi ikan tidak jauh berbeda, termasuk G. giuris. G. giuris memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi makanan lokal favorit karena rasanya yang khas. Ikan ini juga memiliki daging yang tebal, sedikit tulang, rendah lemak, dan tinggi protein, serta populer di pasar lokal dan internasional seperti Italia, India, Burma, Nepal, dan Perancis. Harga pasar yang tinggi membuat spesies ini menjadi tangkapan penting bagi nelayan yang mempengaruhi penurunan ukuran dan populasinya di alam dan masuk dalam daftar merah IUCN.

Penurunan populasi ini disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan, introduksi spesies baru, dan eksploitasi yang berlebihan. Karena hal ini terjadi di Tempe dan Lampopakka Lake, maka diperlukan upaya untuk melestarikan populasi dan habitat ikan ini agar tidak punah sebagai plasma nutfah endemik Danau Tempe, yang dicapai melalui program konservasi. Program konservasi dilakukan untuk mengembangkan strategi pengelolaan berkelanjutan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Hal ini berlaku ketika pengetahuan dasar tentang biologi dan struktur populasi suatu spesies diketahui. Selain itu, morfologi ikan merupakan pengetahuan dasar biologis utama untuk karakter taksonomi dan evolusinya karena setiap spesies memiliki bentuk, ukuran, pola pigmentasi, disposisi sirip, dan organ luar lainnya untuk pengenalan, identifikasi, dan klasifikasi. Spesies dengan sebaran geografis yang luas seringkali memiliki variabilitas morfologis, yang membuat pembedaan antar spesies menjadi sulit. Masalah ini dapat dipecahkan melalui studi morfometrik dan analisis filogenetik.

Morfometri adalah karakter terukur berdasarkan bentuk biologis, kovariasi antara pola variasi morfologi dari interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Hubungan morfometrik ini penting dalam pengelolaan perikanan untuk menentukan tingkat pertumbuhan suatu spesies dan variasi dalam satu spesies di lokasi yang berbeda. Ini menjadi alat konstruktif yang digunakan oleh ahli taksonomi untuk mengidentifikasi setiap spesies dan hubungan sistematisnya, jejak ontogenetik, dan parameter populasi lainnya. Karakter morfometri juga digunakan oleh ahli taksonomi untuk menyiapkan kunci identifikasi. Namun ikan goby memiliki ukuran tubuh yang kecil dan beberapa variasi morfologi yang membuat identifikasi dan klasifikasi menjadi sulit. Oleh karena itu, International Union for Conservation of Nature (IUCN) merekomendasikan studi yang lebih detail untuk mengklarifikasi identifikasi ikan ini. Teknik DNA barcoding merupakan teknik pelengkap dibandingkan dengan metode morfologi dalam mengidentifikasi level spesies. Ini adalah alat yang ampuh untuk identifikasi spesies menggunakan urutan DNA standar. Saat ini, teknik DNA barcoding yang paling umum digunakan adalah sekuens gen standar, yaitu gen mitokondria DNA cytochrome C oxidase subunit I (COI), untuk identifikasi yang cepat dan akurat serta diferensiasi antar individu pada tingkat spesies. Sementara itu, perbedaan morfologi dan morfometrik antar individu menyebabkan variasi genetik organisme dalam suatu populasi.

Variasi genetik merupakan karakteristik kunci dari kemampuan beradaptasi suatu spesies yang sangat diperlukan untuk merumuskan program pengelolaan yang tepat. Informasi genetik ini langka untuk spesies air yang terancam punah dan bertahan pada populasi lokal, seperti ikan goby. Akibat eksploitasi yang berlebihan di Danau Tempe, terjadi penurunan morfologi yang mempengaruhi keragaman genetik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi genetik ikan goby melalui analisis morpho menggunakan karakter metrik gen CO1 dan target filogenetik di tiga danau terpadu Sulawesi Selatan, Indonesia.

Penulis: Dr. Eng. Sapto Andriyono

Tulisan Lengkap pada link : https://ijcs.ro/volume-13-2022/

Sitasi: Kudsiah, H., Hidayani, A. A., Suwarni, S., Rahim, S. W., UMAR, M., Rifa’i, M. A., & Andriyono, S. (2022). MORPHOMETRIC AND PHYLOGENETIC ANALYSIS OF GOBY FISH (Glossogobyus giuris) IN THE THREE INTEGRATED LAKES ON SOUTH SULAWESI, INDONESIA. International Journal of Conservation Science, 13(4).