Universitas Airlangga Official Website

Kerusakan Komponen Sawar Kulit pada Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan gangguan lapisan pelindung kulit atau sawar kulit, peradangan kronis, dan rasa gatal yang parah. Dermatitis atopik mempengaruhi hampir seperlima populasi negara berkembang dan diperkirakan hingga 20% anak-anak menderita dermatitis atopik.

Menurut sebuah penelitian, jumlah kasus dermatitis atopik di Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo didominasi oleh anak laki-laki dan kelompok usia terbanyak adalah 5-14 tahun. Perjalanan penyakit dermatitis atopik sangatlah kompleks dan multifaktorial, terutama melibatkan gangguan pada sawar kulit, perubahan respon imun dan faktor eksternal.

Dermatitis atopik biasanya ditandai dengan ruam kulit kering yang disertai rasa gatal yang hebat. Dermatitis atopik awalnya dianggap sebagai penyakit yang terjadi pada anak usia dini (anak <7 tahun), tetapi data terbaru menunjukkan bahwa dermatitis atopik juga mempengaruhi 7-10% orang dewasa.

Genetik saja tidak dapat menjelaskan peningkatan prevalensi dermatitis atopik di dunia karena penyebabnya multifaktorial yang mungkin melibatkan interaksi antara faktor genetika, imun dan lingkungan. Faktor-faktor yang saling berhubungan ini sangat penting untuk dipahami untuk mengembangkan strategi yang difokuskan untuk mengurangi kejadian penyakit ini.

Terdapat tiga aspek utama yang saling terkait dalam perjalanan penyakit dermatitis atopik, termasuk kerusakan sawar kulit, alergi, dan efek gatal. Interaksi kompleks dari ketiga aspek tersebut membuat putaran umpan balik yang positif. Gangguan sawar kulit dapat diperparah oleh faktor eksternal seperti paparan sabun dan deterjen dapat merusakk sawar kulit, dan kemudian masuknya bahan iritan atau alergen melalui sawar kulit yang rusak akan berinteraksi dengan sistem kekebalan dan menyebabkan peradangan pada kulit.

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang berperan sebagai skin barrier atau sawar kulit, memiliki komponen yang menyatukan antar sel epidermis yang disebut tight junction. Tight junction adalah protein transmembran yang mengatur permeabilitas sel-sel epidermis pada dermatitis atopik. Berbagai protein transmembran, termasuk occludin, tricellulin, claudin, dan molekul adhesi junctional-A, ditemukan di tight junction.

Sebagai komponen perlindungan epidermis, tight junction mengontrol transportasi air dan zat lainnya diantara sel-sel epidermis. Tight junction berfungsi sebagai penjaga gerbang untuk membatasi masuknya zat-zat yang tidak diinginkan seperti iritan atau alergen yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan dengan mengatur transport zat paraseluler dan permeabilitas lapisan epidermis.

Air, ion, dan zat dapat menembus lapisan kulit melalui tight junction, yang bertindak sebagai “gerbang”. Pada sebuah studi, kulit orang yang sehat dibandingkan dengan kulit penderita dermatitis atopik menunjukkan kelainan yang signifikan dalam resistensi dan transpor ion pada epidermisnya. Pada kulit penderita dermatitis atopik didapatkan penurunan komposisi struktur-struktur penting di epidermis, khususnya komponen lipid (kolesterol, seramid dan asam lemak bebas), hingga terjadi penurunan filaggrin yang merupakan suatu protein penting yang mempengaruhi kelembapan dan integritas kulit, serta berubahnya tingkat keasaman kulit. Keseluruhan abnormalitas tersebut menyebabkan gangguan pada fungsi sawar kulit yang bermanifestasi kulit menjadi kering dan gatal.

Gangguan sawar kulit pada penderita dermatitis atopik tidak hanya terbatas pada lapisan terluar dari epidermis tetapi juga pada tight junction. Dengan mengetahui perjalanan penyakit dermatitis atopik yang berhubungan dengan tight junction, dapat dipelajari pula cara untuk meregulasinya, sehingga memberikan peluang untuk terapi baru pada penderita dermatitis atopik atau penyakit atopik lainnya.

Penulis : Sylvia Anggraeni, dr., Sp.KK(K), FINSDV

Informasi lengkap dari artikel ini dapat diunduh pada:

https://www.jpad.com.pk/index.php/jpad/article/view/2103