Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan perempuan dari Tujuan 3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Diperkirakan negara berpenghasilan rendah dan menengah menyumbang 56% – 99% dari total AKI (Angka Kematian Ibu) global. Untuk merancang intervensi yang efektif untuk menurunkan AKI di negara berkembang, tingkat kesadaran tanda bahaya kebidanan merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Kesadaran ibu akan tanda bahaya kebidanan di negara berkembang relatif rendah terlepas dari berbagai upaya program lokal dan nasional. Peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kebidanan melalui pendidikan dan upaya peningkatan kesadaran sangat penting dilakukan. Tidak terlepas dari upaya peningkatan pengetahuan, perlu dipahami bagaimana masyarakat yang berbeda memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kesadarannya. Kunjungan ANC yang rendah di fasilitas pelayanan kesehatan berdampak pada tingkat kesadaran terhadap tanda bahaya kebidanan yang kemudian menambah angka AKI.
Kesadaran ibu akan tanda bahaya kebidanan merupakan bagian integral dari pengetahuan, yang mengacu pada sejauh mana seorang ibu hamil mampu memanfaatkan pengetahuannya tentang tanda dan gejala potensi komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Dengan informasi ini, dia lebih siap untuk mengantisipasi kemungkinan masalah dan mencari perhatian medis tepat waktu, yang dapat mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Studi terbaru menyoroti pentingnya kesadaran ibu akan tanda-tanda bahaya kebidanan di mana wanita yang lebih sadar bertindak berbeda dengan wanita yang tidak sadar. Wanita sadar di Nigeria lebih cenderung mencari bidan terlatih. Demikian pula, wanita sadar di Kamerun akan lebih cenderung mencari perawatan antenatal, melahirkan di fasilitas kesehatan, dan memiliki hasil kesehatan ibu yang lebih baik. Studi lain di Ethiopia menemukan bahwa para wanita ini sangat ingin mencari perawatan pasca melahirkan dalam waktu yang direkomendasikan.
Ibu dan keluarga harus segera mencari pertolongan medis jika ada tanda bahaya kebidanan. Terdapat variasi yang signifikan statistik ibu mencari pertolongan tanda bahaya kebidanan dengan memanfaatkan kunjungan ANC (Antenatal Care) minimal empat kali kunjungan selama masa kehamilan. Beberapa negara berkembang melaporkan sebagai berikut: wanita India 72%, wanita Tanzania 64,7%, wanita Indonesia 96,9%, Ethiopia berkisar antara 29,1% hingga sekitar 39,08%. Variasi statistik ini menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan ibu dan akses kesehatan di negara berkembang. Karena wanita yang mengetahui tanda bahaya kebidanan 3,47 kali lebih mungkin untuk memanfaatkan perawatan ANC dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kurangnya pengetahuan tentang tanda dan gejala menyebabkan rendahnya kesadaran, kemudian salah urus komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas. Selain itu, beberapa ibu di negara berkembang melaporkan perlunya berkonsultasi dengan keluarga untuk mengakses fasilitas kesehatan. Ditambah dengan minimnya obat dan peralatan, ketidaktersediaan, dan antrean panjang pelayanan kesehatan. Kombinasi dari kurangnya kualitas, sumber daya dan akses ke pelayanan kesehatan ditambah dengan rendahnya kesadaran ibu dan faktor keluarga menjadi penghambat kesejahteraan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan studi empiris saat ini untuk menggambarkan kesadaran ibu hamil tentang tanda bahaya kebidanan di negara berkembang.
Penulis: Dr. Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes
Jurnal: https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12884-023-05674-7