Ketidakpastian ekonomi berdampak signifikan pada kinerja bank yang menyebabkan beragamnya respons manajemen di berbagai lembaga keuangan. Hal itu tampak pada studi yang mengidentifikasi dampak negatif dari ketidakpastian terhadap kinerja bank di Indonesia. Ketidakpastian ekonomi memengaruhi profitabilitas bank umum konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS).
Ketidakpastian ekonomi memiliki dampak yang sangat berbeda pada profitabilitas BUK dan BUS, sehingga membutuhkan langkah-langkah stabilisasi untuk memperkuat fondasi sistem manajemen lembaga keuangan dan kerangka kebijakan integrasi. Secara khusus, dampak negatif tersebut lebih terasa pada bank umum konvensional (BUK), khususnya bank besar yang melayani beragam segmen pasar, dibandingkan dengan bank umum syariah (BUS).
Meskipun bank konvensional umumnya memiliki model bisnis dan aliran pendapatan yang lebih beragam, ketergantungan mereka pada sistem suku bunga yang berlaku memerlukan pengawasan yang cermat. Sebaliknya, bank umum syariah, yang dipandu oleh prinsip dan pembiayaan yang sesuai dengan Syariah, dapat menghadapi kondisi yang tidak pasti dengan lebih efektif.
Prinsip-prinsip syariah membantu BUS menghindari aktivitas spekulatif dan investasi tertentu, sehingga memperkuat mekanisme keuangan Islam yang berkelanjutan. Selain itu, hal ini dapat memberikan indikasi bahwa BUS cenderung lebih selektif dan berhati-hati dalam manajemen risiko selama periode ketidakpastian ekonomi.
Penguatan manajemen kebijakan integrasi harus diprioritaskan untuk meningkatkan stabilitas keuangan di bank-bank besar selama ketidakpastian ekonomi. Para pembuat kebijakan harus fokus pada profitabilitas bank umum selama periode ketidakpastian ekonomi karena dampaknya lebih besar daripada industri perbankan Islam.
Berdasarkan temuan ini, studi ini menawarkan tiga implikasi penting. Pertama, manajemen BUK harus meningkatkan kewaspadaan dan mengadopsi langkah-langkah yang lebih selektif dalam menyusun manajemen risiko kredit selama periode ketidak-pastian. Misalnya, penekanan pada stabilisasi ambang batas diversifikasi risiko dan efisiensi operasional. Memperkuat aspek-aspek ini dapat membantu mengurangi potensi kerugian, meningkatkan ketahanan terhadap guncangan ekonomi, dan menjaga kepercayaan investor dan deposan.
Di sisi lain, manajemen BUS harus memperkuat kerangka risiko untuk mengurangi dampak ketidakpastian ekonomi terhadap stabilitasnya. Praktik BUS dapat memperoleh manfaat dari berbagai skema pembiayaan, seperti transisi dari kontrak yang certainty seperti Murabahah, Ijarah, Istishna, dan Qardh ke kontrak berbasis uncertainty, Musharakah dan Mudharabah. Mengoptimalkan struktur pembiayaan ini dapat membantu BUS mengelola risiko secara lebih efektif dan meningkatkan stabilitas selama kondisi yang tidak pasti.
Kedua, pembuat kebijakan perlu mengawasi pemulihan dan pengembangan BUK secara cermat dalam jangka panjang, karena ketidakpastian ekonomi berdampak negatif pada kinerja mereka. Selama periode ketidakpastian, bank dapat menyesuaikan strategi pendapatan mereka untuk menutupi biaya operasional yang lebih tinggi, yang berpotensi menyebabkan pengambilan risiko yang berlebihan. Sebagai tanggapan, otoritas moneter Indonesia harus secara akurat menerapkan langkah-langkah makroprudensial melalui penyesuaian persyaratan modal yang lebih tinggi atau standar pinjaman yang lebih ketat untuk mencegah ketidakstabilan keuangan sambil mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang dapat diterima.
Ketiga, selama ketidakpastian ekonomi, pembuat kebijakan harus memastikan komunikasi yang jelas dan arahan ke depan tentang tujuan kebijakan moneter dan fiskal secara bersamaan. Dengan mengisyaratkan tindakan kebijakan di masa mendatang, pembuat kebijakan dapat membantu bisnis dan investor dalam membuat keputusan yang lebih tepat, sehingga mengurangi spekulasi dan volatilitas pasar. Pada gilirannya, hal ini dapat memulihkan stabilitas keuangan, memperkuat kepercayaan investor, dan mendukung ketahanan ekonomi jangka panjang dengan meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh ketidakpastian di pasar kredit dan arus modal.
Penulis: Imron Mawardi, Mohammad Haidar Risyad, M. Ubaidillah Al Mustofa
Naskah lengkap dapat dibaca pada:
Does economic uncertainty hinder or help business profit? Evidence from Indonesia’s commercial banking industry, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/imefm-05-2024-0238/full/html