Universitas Airlangga Official Website

Khasiat Buah Brucea javanica dalam Mengobati TBC secara Komputasi

Sebagaimana halnya di beberapa negara berkembang, penyakit tuberculosis atau TBC di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu ditangani oleh berbagai pihak, terutama dalam hal pengobatannya. Tingkat kejadian dan kematian akibat penyakit ini yang tinggi di negara kita disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pengobatan yang tidak lengkap ataupun dosis yang tidak memadai sehingga dapat memicu terjadinya resistensi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Resistensi obat tuberculosis ini merupakan suatu fenomena dimana obat yang ada sudah tidak mempan lagi dalam membasmi bakteri penyebab TBC. Oleh karena itu, sangatlah penting upaya dalam mendapatkan obat TBC yang lebih poten dan dengan efek samping yang minimal dalam mengatasi bahaya resistensi tersebut.

Dapat kita ketahui bahwa tahapan penemuan obat itu sangatlah panjang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Seringkali, dalam proses penemuan obat yang baru itu diinspirasi dari alam. Indonesia yang beragam akan berbagai tanaman obat memudahkan kita dalam mencari senyawa obat yang poten yang dapat dikembangkan sebagai obat TBC. Tentu saja sebagai seorang farmasis kita tertantang dalam melakukan investigasi kemoinformatika terhadap quassinoid yang berasal dari Brucea javanica untuk dikembangkan sebagai obat anti TBC.

Adapun metode yang digunakan adalah pengujian tersebut adalah menggunakan perangkat online SwissADME dan pkCSM untuk memprediksi toksisitasnya, serta studi penambatan molekuler dengan perangkat lunak AutoDock Vina yang dilakukan pada 18 senyawa quassinoid dari tanaman Brucea javanica. Ternyata hasil studi menunjukkan bahwa senyawa Bruceine A, Bruceine, dan Bruceine D memenuhi kriteria kemiripan obat, menunjukkan profil toksisitas yang baik, dan memiliki energi pengikatan yang lebih baik yaitu masing-masing -7,5; -7,5; dan -7 kkal/mol dibandingkan isoniazid (-5,8 kkal/mol) yang merupakan obat anti tuberkulosis generasi pertama pada penghambatan enzim enoyl acyl carrier protein reductase. Dari hasil tersebut, dapat kita simpulkan secara komputasi bahwa beberapa quassinoid dari Brucea javanica yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai obat anti TBC.

Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada artikel aslinya dengan judul:

Chemoinformatics approach to the screening and development of quassinoids from Brucea javanica as antituberculosis drugs” pada tautan berikut ini:

https://pharmacyeducation.fip.org/pharmacyeducation/article/view/2237