Salah satu masalah infeksi yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan pada area gigi dan mulut, khususnya penyakit gigi berlubang. Menurut data RISKESDAS pada tahun 2007 terdapat 23.4% gigi berlubang dan kejadian gigi berlubang pada tahun 2013 menurut RISKESDAS meningkat sebesar 25.9%. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pada tahun 2030 Indonesia bebas karies. Untuk mencapai target tersebut diperlukan upaya dan inovasi yang mudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan karies gigi. Salah satunya adalah pemberian larutan pembersih mulut yang berkhasiat sebagai antibakteri penyebab karies gigi yaitu bakteri Streptococcus viridans. Inovasi yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya laut kepulauan Indonesia.
Indonesia sebagai negara pengekspor bahan makanan udang memproduksi 74.497.197- ton udang. Dari jumlah produksi tersebut sebanyak 40% dari berat itu (sekitar 29.798.8789 ton) merupakan limbah udang. Limbah udang dan makanan berbasis udang dapat diolah sebagai suatu bahan aktif yang disebut dengan kitosan.
Kitosan adalah suatu polisakarida yang diperoleh dari hasil deasetilasi kitin, yang umumnya berasal dari limbah kulit hewan Crustacea. Kitosan memiliki sifat relatif lebih reaktif dari kitin dan mudah diproduksi dalam bentuk larutan, serbuk, pasta, film, serat. Kitosan merupakan bahan bioaktif dan aktivitasnya dapat diaplikasikan dalam bidang farmasi, pertanian, lingkungan industri. Kitosan sebagai bahan bioaktif dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans.
Senyawa kitosan dapat membunuh bakteri dengan jalan merusak membrane sel. Kitosan mempunyai bentuk spesifik mengandung gugus amino dalam rantai karbonnya yang bermuatan positif, sehingga dalam keadaan cair sensitif terhadap kekuatan ion tinggi. Kitosan memiliki gugus fungsional amina (–NH2) yang bermuatan positif yang sangat reaktif, sehingga mampu berikatan dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif. Ikatan ini terjadi pada situs elektronegatif di permukaan dinding sel bakteri. Selain itu, karena -NH2 juga memiliki pasangan elektron bebas, maka gugus ini dapat menarik mineral Ca2+ yang terdapat pada dinding sel bakteri dengan membentuk ikatan kovalen koordinasi. Bakteri gram negatif dengan lipopolisakarida dalam lapisan luarnya memiliki kutub negatif yang sangat sensitif terhadap kitosan.
Pemanfaatan Kitosan sebagai bahan antibakteri alami memiliki kelebihan dibandingkan bahan antibakteri kimia sintetik, yaitu daya toksik nya lebih rendah, lebih aman bila tertelan dalam jumlah tertentu. Sumber raw material Kitosan yang berlimpah di Indonesia menjadikan Kitosan sebagai material antibakteri yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Penulis: Dr. Dian Agustin Wahjuningrum, drg., Sp.KG(K)
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2021122817392510_2021_0567.pdf
Dian Agustin Wahjuningrum, Halida Dwi Pramesti, Manuel Raynaldy Sihombing, Zabrina Luthfiana Devi, M. Roelianto, Setyabudi. [2021] Chitosan Antibacterial Activity Against Streptococcus viridans. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences Vol. 17 No. 13, pp: 54-59