Universitas Airlangga Official Website

Kinerja Amberlyst sebagai Katalis Produksi Biodiesel dari Hasil Samping Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Ilustrasi menyak kelapa sawit (sumber: Bisnis Tempo)

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang gencar dikembangkan untuk mengatasi isu bahan bakar terbarukan pengganti solar. Biodiesel diproduksi dari bahan organik atau bahan alam. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah hasil samping dari pengolahan minyak kelapa sawit (Palm Fatty Acid Distillate, PFAD). PFAD memiliki karakteristik berupa asam lemak bebas yang tinggi sehingga tidak dapat diolah lebih lanjut sebagai produk pangan. Namun demikian, kandungan asam lemak bebas yang tinggi pada PFAD menjadikan PFAD potensial sebagai bahan baku biodiesel. PFAD diubah menjadi biodiesel berupa asam lemak metil ester (Fatty Acid Methyl Esther, FAME) melalui reaksi esterifikasi.

Di sektor produksi biodiesel, pemilihan katalis memberikan tantangan tersendiri karena berkaitan dengan efisiensi produksi. Jenis katalis mempengaruhi waktu reaksi, kondisi reaksi, dan jumlah produk. Katalis heterogen lebih banyak digunakan dalam produksi biodiesel karena bersifat non-korosif dan mudah dipisahkan sehingga dapat digunakan kembali untuk beberapa kali produksi. Amberlyst, merupakan katalis yang dapat digunakan dalam reaksi esterifikasi. Amberlyst termasuk dalam kategori katalis resin penukar ion heterogen, cocok untuk digunakan dalam proses esterifikasi. 

Namun, meskipun dapat digunakan kembali, katalis amberlyst memiliki beberapa keterbatasan. Aktivitas katalitik dan selektivitas dapat menurun selama proses esterifikasi, sehingga menimbulkan kekhawatiran yang signifikan ketika diaplikasikan khususnya dalam skala industri. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyelidiki efektivitas penggunaan katalis berulang-ulang dan dampaknya terhadap proses produksi

Amberlyst dapat mengkatalisis reaksi esterifikasi PFAD menjadi metil ester hingga 3 kali reaksi dengan konsistensi jumlah perolehan produk sebesar 98%. Namun demikian, karakter Amberlyst mengalami perubahan dibanding Amberlyst dengan pemakaian pertama. Luas area dan volume pori mengalami penurunan, ini dimungkinkan terjadinya penutupan pori Amberlyst akibat coke, reaktan atau produk yang masih terperangkap dalam pori dari reaksi sebelumnya. Dengan pemakaian terus-menerus, tentunya Amberlyst mengalami deaktivasi dan menunjukkan penurunan performa katalisis. Reaksi ini dilakukan pada suhu 115⁰, suhu penambahan methanol 85⁰ dan laju penambahan 10 ml/menit, kecepatan pengadukan 500 rpm, berat PFAD 500 gram, dan Amberlyst 8%.

Oleh : Alfa Akustia Widati

Link: Esterification of palm fatty acid distillate to methyl ester using amberlyst catalyst in a semi-continuous reactor