Universitas Airlangga Official Website

Kinerja Unit Pengolahan Intermittent Slow Sand Filter dalam Mengolah Air Limbah Food Court

Foto by PingPoint

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016 menjelaskan bahwa air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari kegiatan usaha dan atau perumahan, restoran, perkantoran, perdagangan, apartemen, dan asrama. Limbah cair restoran yang meliputi limbah domestik umumnya berasal dari pencucian peralatan makan, limbah cair dan sisa makanan, seperti lemak, beras, sayuran, dan lain-lain (Zahra dan Purwanti, 2015). Limbah cair restoran dapat menjadi sumber sungai pencemaran, karena kebiasaan masyarakat membuang air bekas cucian langsung ke badan air (Pratiwi, 2015). Bahan baku air bersih yang digunakan oleh instalasi pengolahan air umumnya bersumber dari air sungai, namun 60% pencemaran air sungai di Surabaya berasal dari air limbah domestik (Imron et al., 2023; Fatna sari dan Hermana, 2010). Air limbah restoran tidak boleh dibuang langsung ke badan air, karena dapat menyebabkan penurunan kualitas badan air. Air limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan higiene sanitasi dengan melalui beberapa proses pengolahan. Secara fisik, kualitas air ditentukan oleh kandungan total padatan tersuspensi (TSS) dan kekeruhan dimana diharapkan air tersebut jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau (Asmadi, 2012 dalam Fitri et al., 2013). Limbah cair restoran memiliki kandungan lemak hingga 10% dari senyawa organik yang ada, kandungan padatan tersuspensi sekitar 100–1.000 mg/L, padatan terlarut lebih dari 1.000 mg/L, dan kekeruhan lebih dari 50 NTU (Widy aningsih, 2011). Kondisi air limbah restoran tersebut mengindikasikan perlunya teknologi pengolahan air limbah yang efisien, murah, dan mudah perawatannya. Teknologi pengolahan yang dapat meningkatkan kualitas air adalah unit Slow Sand Filter (SSF) dengan perlakuan pendahuluan berupa unit Grease Trap (GT) (Fitriani et al., 2020). Dalam penelitiannya, Wongthanate et al. (2014) menyatakan bahwa efisiensi grease trap untuk menghilangkan minyak dan lemak dalam air limbah dapat mencapai 90%, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Andriani et al. (2015) menunjukkan bahwa ISSF dengan waktu tinggal 48 jam memiliki efisiensi yang baik dalam mereduksi parameter warna yaitu mencapai 93% dan juga memiliki efisiensi dalam mereduksi total coli hingga 98%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja slow sand filter (SSF) dengan modifikasi media menggunakan cangkang kerang darah (Anadara granosa) dan karbon aktif untuk menghilangkan kekeruhan, TSS, TDS, dan FOG pada air limbah food court. Konsentrasi parameter pencemar air yang diproses oleh SSF ditentukan berdasarkan baku mutu air di Indonesia, serta mengetahui parameter operasi optimum Intermittent Slow Sand Filter dengan Response Surface Methodology (RSM). Data penelitian diolah menggunakan desain tipe Optimal (custom) yang terdiri dari faktor-faktor independen meliputi jenis media filter, penambahan bakteri pada unit pre-treatment grease trap, dan running time, serta respon penelitian di bentuk efektivitas menghilangkan kekeruhan, TSS, TDS, dan FOG. Reaktor dioperasikan secara intermiten (48 jam) selama maksimum 22 hari dan konsentrasi parameter pencemar dihitung menggunakan metode standar.

Penelitian ini menggunakan Air limbah yang digunakan berasal dari Pusat Kuliner Deles Surabaya dengan rangkaian unit reaktor terdiri dari grease trap, horizontal roughing filter, dan slow sand filter skala laboratorium. Secara khusus, penelitian ini akan fokus pada analisis unit pengolahan Intermittent Slow Sand Filter yang dimodifikasi dalam pengolahan limbah cair dari kegiatan pusat kuliner dengan waktu tinggal 48 jam. Parameter yang menjadi fokus utama adalah padatan tersuspensi (TSS), zat terlarut terlarut (TDS), kekeruhan, minyak dan lemak. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dari Media filter ISSF yaitu kombinasi pasir dengan karbon aktif dan kombinasi pasir dengan cangkang kerang darah. Variasi perlakuan dilakukan untuk mendapatkan pengaruh variabel terhadap penghilangan parameter kekeruhan, TSS, TDS, minyak dan lemak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi media filter yang optimal pada unit saringan pasir lambat dalam mereduksi kekeruhan dan parameter TDS yang terdapat pada air limbah food court adalah SSF4 (media filter pasir dan kerang). Persentase kekeruhan penghapusan dan TDS diperoleh di kisaran 50-80% dan 30-40%, masing-masing. Variasi optimal media filter pada unit slow sand filter ini mengurangi parameter TSS dan FOG yang terkandung dalam air limbah food court adalah SSF3 (pasir dan media filter karbon aktif). Persentase penghapusan TSS dan FOG diperoleh di kisaran 20–55% dan 50–65%, masing-masing. Hasil Design Expert 11 dengan metode custom custom design menunjukkan bahwa variasi slow sand filter paling optimal dalam menyisihkan kekeruhan, TSS, TDS, dan FOG di air limbah food court adalah dengan menggunakan kombinasi dari media pasir dan karbon aktif, waktu detensi pada hari ke 4, dan dengan penambahan Bacillus 1%. sp. bakteri di unit perangkap lemak (SSF3). Hasil percobaan validasi menunjukkan bahwa nilai yang diamati untuk kekeruhan, TSS, TDS, dan FOG masing-masing sebesar 39,53%; 45,25%; 19,30%; dan 61,35% mendekati nilai prediksi sebesar 47,72%; 27,18%; 20,34%; dan 63,41%.

Penulis: Dr. Nurina Fitriani, S.T. Jurnal: http://www.jeeng.net/Performance-of-Intermittent-Slow-Sand-Filter-Processing-Units-in-Treating-Food-Court,159399,0,2.html