UNAIR NEWS – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan satu dari sekian banyak penyakit menular yang perlu diwaspadai oleh peternak hewan pemamah biak seperti sapi, kambing, dan domba. Setelah sempat memuncak pada September 2022, penyakit ini telah mengakibatkan kerugian yang luar biasa bagi para peternak.
Untuk mencegah kejadian dan kerugian yang sama menimpa para peternak desa Sidomulyo, Kediri, tim Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 67 Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan sosialisasi sebagai program kerja unggulan pada Rabu (25/01/2023).
Sosialisasi dan Konsultasi
Materi disosialisasikan diberikan langsung oleh drh Fladyan Armandito selaku penanggungjawab kesehatan hewan ternak wilayah kerja kecamatan Wates. Fladyan merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR.
“PMK dan LSD sendiri merupakan penyakit yang disebabkan virus yang penyebarannya sangat cepat, berbanding terbalik dengan tingkat pemahaman peternak Desa Sidomulyo yang mengakibatkan banyak hewan ternak yang belum mendapat vaksin,” sebut Moh Adiba Kurniawan selaku ketua pelaksana program KKN tersebut.
Hewan ternak yang belum mendapatkan vaksin rentan terkena penyakit menular. Untuk itu, kegiatan preventif ini penting dilakukan, mengingat besarnya potensi sektor peternakan di Desa Sidomulyo. Setelah penyampaian materi, para peternak yang berasal dari tujuh dusun di Desa Sidomulyo berkonsultasi secara langsung mengenai keadaan hewan ternaknya.
Penyebaran Informasi
Sebelumnya, para peternak mengaku tidak mengetahui adanya wabah PMK dan LDS yang mengancam kesehatan ternak mereka. Hal ini disebabkan belum bergabungnya para peternak dalam satu kelompok informasi peternak.
Melalui temu langsung dengan Dinas Peternakan Kabupaten Kediri dalam program di bawah pengawasan pembimbing tim KKN, Dr M Fariz Fadillah Mardianto MSi, diharapkan informasi seputar penyakit maupun jadwal vaksin dapat diketahui dan diikuti oleh peternak di Desa Sidomulyo.
Ketua KKN-BBK 67 Desa Sidomulyo, Calvin Manurung, berharap kegiatan ini dapat membawa dampak yang positif bagi para peternak, “Semoga dapat memberi manfaat, yakni berupa pengetahuan seputar kesehatan ternak, serta dapat semakin mendapatkan informasi melalui kelompok ternak yang dibentuk bersama dinas,” sebutnya. (*)
Penulis : Stefanny Elly
Editor : Binti Q. Masruroh
