Universitas Airlangga Official Website

Kolaborasi SIKIA UNAIR dan BRIN Teliti Penyakit Zoonosis dari Rodentia

Proses Penelitian Parasitina di Laboratorium Terpadu 3 SIKIA UNAIR (Sumber: Aditya Yudhana drh MSi)
Proses Penelitian Parasitina di Laboratorium Terpadu 3 SIKIA UNAIR (Sumber: Aditya Yudhana drh MSi)

UNAIR NEWS – Kolaborasi riset menjadi bagian penting untuk memecahkan dan mengidentifikasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama infeksi zoonosis. Langkah tersebut diimplementasikan oleh Divisi Parasitologi Veteriner Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi bersama Pusat Riset Veteriner Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan penelitian kolaborasi Multi Tahun sejak bulan Juni tahun 2023. Mereka meneliti terkait deteksi penyakit parasitik rodensia di wilayah Banyuwangi dengan metode diagnostik yang sangat sensitif yaitu Polymerize Chain Reaction (PCR). Ditambah peneliti menggunakan komparasi metode membuat hasil yang lebih akurat.

Sampel Rodensia dari Tempat Tertentu

Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat SIKIA UNAIR, Aditya Yudhana drh MSi mengatakan pihaknya telah mengambil sampel tikus di berbagai tempat wilayah Banyuwangi. Titik lingkungan yang dipilih berkategori sanitasi yang kurang terjaga, kumuh, dan sering dikunjungi masyarakat umum. Peneliti menyasar sampel rodensia dari pasar tradisional, wilayah Plengsengan, Pantai Boom, bahkan salah satu rumah sakit. Lalu pihaknya melakukan screening parasit mulai dari ektoparasit kita menemukan pinjal, kutu dan tungau serta analisis endoparasit. Proses riset bersama BRIN sendiri menggunakan peralatan di Kampus SIKIA UNAIR untuk pengerjaan yang efisien dan optimal.

“Kita lakukan riset perlahan dengan sampel 200 tikus dari wilayah itu. Kita menemukan hasil positif untuk trypanosoma lewisi, Helminth Capillaria hepatica, hingga kista taenia dengan angka kejadian yang tinggi,” katanya.

Foto Bersama beberapa anggota Parasitina yang meneliti infeksi zoonosis (Sumber: Aditya Yudhana drh MSi)
Aditya Yudhana drh MSi)

Petakan Potensi Infeksi Zoonosis

Penelitian tersebut memiliki arti yang mendalam dalam mengidentifikasi potensi infeksi zoonosis dari Rodensia khususnya di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Beberapa ektoparasit menjadi vektor infeksi terhadap manusia karena sifatnya sebagai penghisap darah.

“Tikus sifatnya juga menjadi reservoir infeksi leptospirosis. Di tahun mendatang proses riset akan diperlebar hingga lingkup infeksi bakterial,” ujar Dosen Kedokteran Hewan SIKIA itu.

Tak hanya itu, dengan adanya kolaborasi riset itu Adit menyebut mahasiswa memperoleh kemudahan dalam mengerjakan skripsi. Manfaat tersebut dirasakan oleh Tim Parasitina yang saat ini beranggotakan 9 mahasiswa Kedokteran Hewan SIKIA. Bagi mahasiswa yang telah mengambil skripsi dapat mengambil satu hingga dua parameter untuk dijadikan topik penelitiannya.

Latih Civitas Akademika SIKIA UNAIR

Peneliti BRIN, April Hari Wardhana SKH MSc PhD menuturkan sudah menjadi kewajiban BRIN memberikan transfer ilmu dan teknologi kepada akademisi. Hasilnya kini beberapa mahasiswa dan teknisi laboratorium SIKIA UNAIR mengalami akselerasi keterampilan analisis molekuler. Selain itu, beliau menyebut Banyuwangi menjadi surga peneliti karena banyak yang harus dieksplorasi. Seperti leptospirosis dan trypanosoma lewisi menjadi isu strategis yang belum terdengar.

“Jadi menurut saya ini kemajuan yang pesat untuk SIKIA karena implementasi riset dari hulu ke hilir berjalan. Selain itu, kita juga disupport bahan PCR seperti primer dan media diferensial khusus leptospira dari BRIN,” tuturnya. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria