Universitas Airlangga Official Website

Konsentrasi Efektif Anestesi Herbal Minyak Origanum vulgare L dan Pengaruhnya terhadap Parameter Stres pada Ikan Nila

Ikan Nila (Sumber; DKP3 Banjarmasin)

Dengan pesatnya perkembangan industri akuakultur, menjaga biaya produksi yang efisien menjadi tantangan penting bagi para produsen. Kesehatan ikan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup tinggi hingga panen adalah faktor kunci untuk mencapai produksi yang hemat biaya. Anastesi merupakan faktor penting pada aplikasi akuakultur pada transportasi ikan, kegiatan vaksinasi, grading, sortasi dan berbagai kegiatan penanganan lainnya (Javahery et al., 2012). Anestesi berfungsi untuk meminimalkan cedera fisik dan mengurangi stres pada ikan. Berbagai bahan kimia telah digunakan sebagai anestesi, termasuk ether, quinaldine, tricaine, dan metomidate. 

Saat ini, anestesi berbasis tanaman semakin banyak digunakan dalam industri karena sertifikasi praktik pertanian yang baik tidak mengizinkan (atau bertujuan untuk mengurangi) penggunaan bahan kimia selama proses produksi. Berbagai tanaman telah diteliti untuk potensi anestesi, seperti Lippia alba (Cunha et al., 2010), Aloysia triphylla (Gressler dkk., 2014; Parodi dkk., 2014), Timus vulgaris (Azad dkk., 2014), Mentha piperita (Metin et al., 2015), Origanum sp. (Bodur dkk., 2018), Aniba rosaeodora (Kizak et al., 2018) dan Pelargonium graveolens (Can et al., 2018). 

Konsentrasi anestesi yang optimal harus menginduksi anestesi kurang dari 3 menit dengan pemulihan 5 menit atau kurang (Marking & Mayer, 1985), dan total proses anestesi tidak boleh melebihi 10 menit (Waterstrat, 1999; Simões et al., 2011). Selain itu, efektivitas anestesi dapat dilihat dari efek samping anestesi terhadap stress dan kesejahteraan ikan. Salah satu indikator stres dan kesejahteraan pada ikan adalah kadar kortisol plasma (Ellis et al., 2012). Selain kortisol, kadar glukosa darah juga menjadi parameter stress karena berhubungan tingkat kortisol untuk merangsang glukoneogenesis hati.

Pada penelitian ini, minyak atsiri oregano (Origanum vulgare) dievaluasi sebagai anestesi untuk ikan nila (Oreochromis niloticus). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi optimal serta efek stres pasca-aplikasi dibandingkan dengan minyak cengkeh. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak oregano efektif sebagai anestesi dengan konsentrasi optimal sebesar 60 mg Lÿ1. Tidak ada perbedaan signifikan denyut operkular antara ikan yang diberikan minyak oregano dan minyak cengkeh. Kadar glukosa basal dalam darah tanpa aplikasi anestesi tercatat sebesar 39,33 mg dLÿ1, yang lebih rendah dibandingkan setelah penggunaan kedua anestesi. Kadar kortisol plasma juga menunjukkan hasil bahwa setelah 24 jam aplikasi, kadar kortisol pada ikan yang diberikan minyak oregano dan minyak cengkeh masing-masing turun menjadi 7,13 ± 0,14 ng/mL dan 7,01 ± 0,54 ng/mL, lebih rendah dari kelompok kontrol yang mencapai 12,28 ± 1,81 ng/mL.

penulis: Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P.