Universitas Airlangga Official Website

Kontaminasi Mikroplastik pada Lingkungan dan Hewan Laut di Teluk Kodek, Lombok, Indonesia

Kontaminasi Mikroplastik pada Lingkungan dan Hewan Laut di Teluk Kodek, Lombok, Indonesia
Sumber: Citarum Harum

Mikroplastik (MPs) adalah partikel kecil plastik berukuran kurang dari 5 mm yang telah terdeteksi di banyak badan air di seluruh dunia (Claessens et al., 2013) dan telah ditemukan di hampir 85% permukaan laut. Kehadiran mikroplastik di lingkungan telah menimbulkan kekhawatiran dalam beberapa tahun terakhir karena mikroplastik tidak mudah dihilangkan dari lingkungan laut, terdiri dari bahan yang sangat persisten mengandung bahan beracun dan bersifat karsinogenik Oleh karena itu, kontaminasi mikroplastik sangat mengkhawatirkan bagi ekosistem perairan. Selain itu, mikroplastik berpotensi menyerap polutan lingkungan lainnya dan mentransfer zat beracun ke rantai makanan.

Mikroplastik diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder. Mikroplastik primer masuk ke laut secara langsung dalam bentuk berukuran mikro atau microbeads, yang merupakan polimer berbentuk bola kecil yang digunakan dalam pembersihan abrasif dan banyak digunakan dalam pengobatan, sandblasting, dan pembersih. Mikroplastik sekunder terbentuk sebagai produk hasil radiasi UV dan degradasi oleh matahari atau suhu tinggi. Massa jenis mikroplastik yang biasanya lebih rendah dari massa jenis air menyebabkan mikroplastik mengapung. Namun, pengaruh mikroorganisme dan partikel lain dapat menyebabkan mikroplastik tenggelam ke dalam air dan mengendap sebagai sedimen laut.

Potensi dampak lingkungan laut yang disebabkan oleh mikroplastik menjadi perhatian para pemerhati lingkungan dan peneliti. Saat ini, mikroplastik memberikan dampak yang dapat merusak kehidupan di laut, antara lain penurunan pertumbuhan, toksisitas dan patologi organ, gangguan endokrin, penurunan berat badan, penurunan hasil reproduksi dan peradangan. Mikroplastik telah ditemukan di berbagai spesies laut dalam rantai piramida makanan, termasuk detritus, produsen, herbivora, karnivora, dan konsumen kuartener dari berbagai lokasi di perairan laut di seluruh dunia.

Teluk Kodek, Lombok, Indonesia, terpapar oleh berbagai aktivitas antropogenik, seperti transportasi feri ke Kepulauan Gili, yang merupakan hot spot pariwisata terkenal di wilayah Lombok Utara. Daerah pemukiman dengan tekanan antropogenik yang tinggi mengelilingi teluk ini dan kegiatan akuakultur seperti pompano (Trachinotus blochii). Kegiatan-kegiatan tersebut secara signifikan berdampak pada lingkungan Teluk Kodek, dan berbagai biota laut menghuni teluk ini, termasuk ikan pompano yang dibudidayakan di keramba apung di sekitar wilayah Teluk Kodek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan karakterisasi kontaminasi MPs di perairan Teluk Kodek, Lombok.

kontaminasi mikroplastik (MPs) di Teluk Kodek, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, diselidiki dari sampel air, sedimen, dan hewan laut untuk mengevaluasi dampak pembuangan limbah dari kegiatan antropogenik dan limpasan sungai di sekitar teluk. Sampel dikumpulkan dari tiga kategori lokasi: pelabuhan, daerah pemukiman, dan keramba jaring apung. Indicator biota laut dipilih untuk menilai kontaminasi MPs, termasuk ikan pompano (Trachinotus blochii), kepiting (Ocypode kuhlii), dan tiram (Crassostrea sp.). Jenis polimer Mikroplastik dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FT-IR) pada rentang frekuensi 4000-400 cm-1 resolusi 4.0 dengan spektrometer Bruker Alpha II. Adanya kontaminasi Mikroplastik di air dan sedimen hewan laut. Analisis gugus fungsi dan polimer dari sampel air, sedimen, dan hewan laut mengindikasikan adanya PS (Polistirena) dan PE (Polietilena). Hasil penelitian menunjukkan adanya kontaminasi MP yang meluas di wilayah Teluk Kodek.

Penulis: Sonny Kristianto

Link: https://www.researchgate.net/publication/385560960_Microplastics_Contamination_in_Environment_and_Marine_Animals_at_Kodek_Bay_Lombok_Indonesia

Baca juga: Penilaian Polusi Mikroplastik Ikan Segar pada Masyarakat Pesisir