Universitas Airlangga Official Website

Korelasi antara HBsAg kuantitatif dan DNA HBV kuantitatif

Korelasi antara HBsAg kuantitatif dan DNA HBV kuantitatif
ilustrasi virus (foto: royalprogress)

Hepatitis B kronis telah berkembang menjadi krisis kesehatan global. WHO memperkirakan 254 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B kronis pada tahun 2022. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B yang menyebabkan peradangan hati. Jika infeksi hepatitis B menjadi kronis dan tidak diobati dengan tepat, hal ini dapat menyebabkan konsekuensi yang mematikan seperti sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler.

Penatalaksanaan hepatitis B kronis memerlukan beberapa pemeriksaan, termasuk pemeriksaan HBsAg, DNA HBV kuantitatif, dan pemeriksaan HBeAg. Tes-tes ini digunakan untuk memperkirakan tingkat replikasi virus hepatitis B, yang berguna untuk diagnosis, memilih metode terapi, dan mengevaluasi respon terapeutik. HBsAg merupakan protein antigen yang berfungsi sebagai sinyal awal bila dicurigai adanya infeksi hepatitis B. Untuk memantau status pasien, tes DNA HBV kuantitatif secara berkala diperlukan karena kadar DNA HBV darah yang tinggi diketahui secara dramatis meningkatkan risiko sirosis hati. HBeAg + infeksi HBV kronis, HBeAg + hepatitis B kronis, HBeAg − infeksi HBV kronis, dan HBeAg − hepatitis B kronis adalah empat fase hepatitis B kronis yang mungkin dialami pasien. Fase ini ditandai berdasarkan tes DNA HBV, HBeAg, ALT, dan adanya peradangan hati.

Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara HBsAg dan DNA HBV pada individu dengan hepatitis B kronis, namun hasilnya tidak meyakinkan. Tinjauan sistematis dan meta-analisis HBsAg kuantitatif dalam korelasi dengan DNA HBV kuantitatif pada pasien hepatitis B kronis yang naif dalam berbagai fase ini didasarkan pada hasil kontroversial dari penelitian sebelumnya mengenai korelasi antara HBsAg dan DNA HBV pada pasien hepatitis B kronis. Tinjauan ini dilakukan untuk menjelaskan sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Kemudian untuk mengidentifikasi mekanisme yang bertanggung jawab atas perbedaan tersebut sehingga temuan ini dapat digunakan dalam praktik medis sehari-hari, khususnya dalam pengobatan infeksi hepatitis B kronis.

Korelasi yang dikumpulkan antara HBsAg kuantitatif dan DNA HBV kuantitatif pada pasien dengan hepatitis B kronis menunjukkan kekuatan sedang. Sebuah meta-analisis mengungkapkan korelasi sedang antara HBsAg kuantitatif dan DNA HBV kuantitatif pada HBeAg+. Pada kelompok HBeAg−, analisis yang dikumpulkan menunjukkan korelasi yang lemah. Infeksi HBV kronis merupakan fase awal dari hepatitis B kronis, analisis gabungan kelompok ini menunjukkan adanya korelasi yang moderat. Hubungan antara HBsAg kuantitatif dan DNA HBV kuantitatif pada hepatitis B kronis HBeAg+ fase kedua ditemukan adanya korelasi yang moderat. Pada fase ketiga, infeksi HBeAg- kronis HBV menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan. Semua penelitian yang termasuk dalam tinjauan ini yang dilakukan selama fase keempat HBeAg kronis hepatitis B menemukan korelasi yang moderat.

Kesimpulan dari artikel ini adalah adanya korelasi moderat antara HBsAg dan DNA HBV pada seluruh kelompok pasien dengan hepatitis B kronis. Temuan ini memerlukan konfirmasi dalam penelitian yang lebih besar dengan metode, karakteristik, dan kriteria yang lebih komprehensif untuk mengurangi bias. Hasil penelitian ini harus ditafsirkan secara hati-hati karena kemungkinan bias publikasi dan kecilnya pengaruh penelitian.

Penulis: Ummi Maimunah, dr.,Sp.PD.K-GEH.FINASIM

Link: https://eglj.springeropen.com/articles/10.1186/s43066-024-00336-5

Baca juga: Efek Samping Penggunaan Penghambat Pompa Proton