Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu FEB Ulas Rencana BI Terbitkan Rupiah Digital 

Kuliah Tamu FEB Ulas Rencana BI Terbitkan Rupiah Digital

UNAIR NEWS – Era di mana digitalisasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan, langkah Bank Indonesia (BI) untuk menerbitkan Rupiah Digital menarik perhatian banyak pihak. Dalam kuliah tamu yang diadakan oleh Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga pada Jumat (3/5/2024), Ahli Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim Firman Hidayat memberikan wawasan mendalam tentang perencanaan BI terkait Central Bank Digital Currency (CBDC) ini.

Firman Hidayat memperkenalkan konsep Central Bank Digital Currency (CBDC) yang tengah menjadi perhatian global. Terutama di China dan Indonesia. 

“China telah menguji CBDC-nya secara luas dengan nama e-CNY, sedangkan Indonesia masih dalam tahap konsultasi publik untuk Rupiah Digital. Diharapkan, langkah ini akan meningkatkan efisiensi transaksi, mengurangi biaya, dan mempercepat sistem pembayaran,” ungkapnya.

CBDC, sebagai mata uang digital yang dijamin oleh bank sentral, memiliki perbedaan mendasar dengan cryptocurrency. Hal itu memberikan stabilitas dan keamanan yang lebih tinggi, menjadikannya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan stabilitas sistem keuangan.

“CBDC tidak hanya menjanjikan kemajuan dalam pembayaran domestik, tetapi juga membuka peluang dalam transaksi lintas batas negara, seperti yang terjadi di Malaysia dan Singapura. Selain itu, sebagai mata uang digital yang dijamin oleh bank sentral, CBDC menawarkan stabilitas dan keamanan yang lebih besar dibandingkan dengan cryptocurrency,” katanya.

Kuliah Tamu FEB Ulas Rencana BI Terbitkan Rupiah Digital

Namun, adopsi CBDC tidak datang tanpa tantangan. Ahli ekonomi itu menyoroti infrastruktur, teknologi, dan edukasi sebagai faktor kunci dalam persiapan masyarakat Indonesia untuk menerima Rupiah Digital. Terutama, tantangan adopsi teknologi digital di daerah-daerah terpencil menjadi fokus perhatian.

“Infrastruktur, teknologi, dan edukasi yang matang diperlukan untuk memastikan kesuksesan implementasi Rupiah Digital. Meskipun China telah berhasil mengadopsi transaksi digital secara luas, tantangan tetap ada di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil,” tuturnya.

Satu aspek menarik yang dibahas adalah kesesuaian CBDC dengan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Firman menekankan bahwa bank sentral harus memperhatikan hal ini, meskipun pembahasan secara detail masih belum banyak terjadi.

“Bank sentral telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan kesesuaian CBDC dengan prinsip-prinsip syariah, meskipun hal ini masih perlu pembahasan lebih lanjut,” tutupnya.

Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Kuliah Tamu FPsi UNAIR Ulas Politik Framing di Media

Kuliah Tamu Sekolah Pascasarjana Bahas Sistem Komprehensif Kesehatan Nasional