Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Kedokteran Hewan FIKKIA Bahas Feline Osteoarthritis

Assoc Prof Kumpanart Soontornvipart dari Chulalongkorn University sedang memaparkan materi mengenai feline osteoarthritis (15/5/2024) (Sumber: Penulis)
Assoc Prof Kumpanart Soontornvipart dari Chulalongkorn University sedang memaparkan materi mengenai feline osteoarthritis (15/5/2024) (Sumber: Penulis)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan kuliah tamu dengan menghadirkan Assoc Prof Kumpanart Soontornvipart dari Chulalongkorn University. Kuliah tamu yang berlangsung pada Rabu (15/5/2024) itu turut dihadiri oleh seluruh mahasiswa kedokteran hewan FIKKIA dengan topik bahasan feline osteoarthritis.

Dalam paparan materinya, Prof Kumpanart menjelaskan bahwa osteoarthritis (OA) adalah penyakit degeneratif progresif yang dapat memburuk seiring berjalannya waktu. OA lazim terjadi pada bahu, siku, tulang belakang, persendian coxofemoral, dan tulang tarsal.

“Penelitian menunjukkan bahwa 90 persen kucing yang berusia lebih dari 12 tahun memiliki tanda-tanda radiografi osteoarthritis pada satu sendi atau lebih,” ungkapnya.

Osteoarthritis sering terjadi pada kucing, terutama yang lebih tua. Gejala klinis OA pada kucing berbeda dengan anjing sehingga sering tidak terdeteksi hingga mencapai stadium lanjut. Tanda-tanda klinis pada kucing biasanya berupa perubahan perilaku yang sering dianggap sebagai akibat penuaan. Misalnya, keengganan bermain atau mengejar mainan.

“Kucing secara alami suka berburu dan menjaga dirinya untuk tetap kuat dan aktif. Seringkali pemilik melabeli kucing yang enggan beraktivitas sebagai kucing yang malas. Padahal, bisa jadi kucing tersebut enggan bermain dan berlari-lari karena memiliki permasalahan kesehatan pada tubuhnya,” tambahnya.

Manajemen multimodal OA pada kucing mencakup beberapa pendekatan untuk memastikan kucing tetap nyaman dan memiliki kualitas hidup yang baik. Pendekatan itu meliputi pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), edukasi kepada client, pengelolaan berat badan, olahraga, terapi fisik, terapi nutrisi, dan operasi.

Pendekatan tersebut bertujuan untuk mengelola gejala osteoarthritis secara holistik dan efektif. Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Sementara edukasi kepada pemilik kucing memastikan mereka memahami pentingnya pengobatan dan perawatan yang tepat.

Pengelolaan berat badan menjadi krusial untuk mengurangi tekanan pada sendi, sedangkan olahraga dan terapi fisik dilakukan untuk mempertahankan mobilitas dan kekuatan otot. Terapi nutrisi, yang mencakup diet khusus, mendukung kesehatan sendi, dan dalam kasus yang parah, operasi dapat menjadi opsi untuk meningkatkan kualitas hidup kucing. 

Kuliah tamu itu memberikan wawasan penting bagi mahasiswa kedokteran hewan tentang penanganan osteoarthritis pada kucing, menekankan pentingnya deteksi dini dan pendekatan komprehensif dalam manajemen penyakit ini untuk meningkatkan kualitas hidup hewan peliharaan.

Drh Bodhi Agustono, Kepala Program Studi Kedokteran Hewan FIKKIA berharap kuliah tamu ini dapat menambah wawasan mahasiswa untuk menjadi profesional yang lebih kompeten dan peduli terhadap kesejahteraan hewan.

Penulis: Bintang Muslimah

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Kuliah Tamu FIB Ungkap Pengenalan Sejarah melalui Simbol