Universitas Airlangga Official Website

Kurkumin Bentuk Gel Padat untuk Terapi Hepatitis C

Foto by Lifepack id

Hepatitis telah menyebabkan penyakit organ hati yang parah di seluruh dunia di mana hepatitis c adalah jenis yang paling umum penyebab kematian. Pasien dengan hepatitis c diberikan obat melalui berbagai rute pemberian, seperti pemberian per oral dan parenteral. Rute per oral lebih disukai daripada parenteral karena keuntungannya dalam hal penggunaan yang mudah untuk kepatuhan pasien. Namun, sistem penghantaran obat per oral juga menghadapi tantangan besar untuk mengatasi berbagai masalah seperti ketersediaan hayati dalam darah (bioavailabilitas) yang buruk. Dalam banyak kasus, dosis yang lebih besar digunakan sebagai kompensasi untuk mencapai konsentrasi obat plasma yang efektif. Namun, hal itu cenderung meningkatkan terjadinya efek samping akibat penggunaan dosis tinggi tersebut.

Sebagai alternatif, rute pemberian via mukosa seperti sublingual menawarkan alternatif yang sangat menarik. Pemberian obat melalui rute sublingual dilakukan dengan cara meletakkan obat di bawah lidah dan memiliki keuntungan seperti penyerapan obat yang cepat dan langsung ke dalam sirkulasi darah. Selain itu, dengan rute ini maka efek samping obat dapat berkurang karena penggunaan dosis obat yang lebih rendah dan kepatuhan pasien menjadi lebih baik.

Kurkumin merupakan senyawa alam yang sukar larut dalam air dan permeabilitasnya buruk, sehingga dikategorikan sebagai zat Biopharmaceutics Classification System (BCS) Kelas IV. Penyerapan kurkumin dalam lambung sangat buruk dan mengalami degradasi yang cepat pada saluran cerna gastrointestinal (GI). Hal inilah yang menjadi masalah utama untuk penggunaan kurkumin secara klinis sebagai obat. Di sisi lain, kurkumin telah dilaporkan memiliki khasiat antivirus yang efektif untuk hepatitis c (Anti-HCV) dan sering digunakan sebagai terapi penyerta dalam pengobatan penyakit hepatitis.

Dari fakta inilah, maka penelitian tentang absorpsi dan biodistribusi kurkumin banyak dilakukan. Salah satu strategi dalam formulasi kurkumin dalam sediaan farmasi adalah penggunaannya dalam bentuk liposom yang memfasilitasi distribusi dalam darah langsung ke organ hepar jauh lebih tinggi daripada organ lain. Penggunaan liposom ini sangat menjanjikan untuk memfasilitasi mekanisme anti-HCV dari kurkumin dalam berinteraksi langsung dengan sel hepar yang kemudian akan menghambat perlekatan virus dan mencegah transmisi virus antar sel. Selain itu, penggunaan liposom ini sekaligus menjadi solusi terhadap masalah utama dalam pengembangan kurkumin menjadi bentuk sediaan obat terkait bioavailabilitasnya yang buruk. Liposom memiliki struktur kimia yang memungkinkan untuk merakit diri menjadi struktur seperti bola berongga pada saat berinteraksi dengan air. Liposom yang menjebak obat di dalamnya juga dapat memperpanjang kontak dengan permukaan jaringan mukosa karena sifat adhesif yang memungkinkan penyerapan obat dan bioavailabilitas menjadi lebih baik.

Di antara banyak teknik manufaktur liposom, hidrasi lapisan tipis paling banyak digunakan dan merupakan teknik yang paling umum untuk memproduksi liposom. Hidrasi lapisan tipis merupakan teknik yang sederhana dan bisa digunakan dalam skala industri untuk produksi massal sehingga sangat prospektif untuk industri farmasi. Bahan penyusun liposom bisa dari berbagai macam senyawa fosfolipid seperti fosfatidilkolin, fosfatidilamin, dll.  Kemudian, strategi dalam formulasi dengan mengkombinasikan system liposom ini dengan penggunaan polimer hidrofilik yang mukoadhesif sebagai matriks juga dapat membantu melekatkan liposom dalam jaringan mukosa dan memfasilitasi penyerapan yang efektif dan langsung. Polimer ini memfasilitasi pembasahan dan perlekatan pada jaringan mukosa untuk memfasilitasi pelepasan dan penyerapan obat. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) memenuhi persyaratan seperti polimer yang hidrofilik dan juga mukoadhesif. HPMC larut dalam air dan pada saat yang sama dapat membentuk gel hanya dengan sedikit air. Ini memiliki potensi untuk meningkatkan pelepasan dan penyerapan CUR ke sirkulasi sistemik melalui jaringan mukosa.

Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan gel padat liposom sebagai bentuk sediaan obat alternatif untuk pemberian kurkumin secara sublingual. Pada formulasinya, digunakan tiga macam fosfolipid alami yang berbeda dalam membuat gel padat liposom kurkumin. Ketiga bahan tersebut  adalah fosfatidilkolin dari kedelai (SPC), fosfatidilkolin terhidrogenasi (HSPC), dan fosfatidilkolin dari telur (EPC). Selanjutnya, liposom kurkumin dijebak ke dalam gel padat HPMC dan dikeringkan untuk mendapatkan produk kering. Karakteristik fisik produk kering dianalisis meliputi struktur mikroskopis, karakteristik fase padatnya dan sifat termalnya. Selain itu, uji sitotoksisitas pada sel hepar (hepatosit) juga dilakukan. Hepatosit merupakan sel yang diinfeksi virus hepatitis c (HCV), di mana mereka adalah sel inang untuk replikasi virus, sehingga sangat relevan digunakan pada pengujian ini.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa liposom kurkumin utuh dan terperangkap dalam matriks gel padat terpotret dengan jelas menggunakan mikroskop electron (SEM). Transformasi kurkumin dari bentuk kristal menjadi amorf juga terdeteksi menggunakan XRD yang ditunjukkan dengan pola difraktogram yang datar. Kemudian sifat termal produk kering dianalisis dengan DTA yang menunjukkan transisi fase tunggal yang menunjukkan semua bahan telah melebur menjadi campuran homogen. Data XRD dan DTA mengungkapkan dispersi molekuler kurkumin dalam formulasi yang dikembangkan. Data sitotoksisitas, yang disajikan sebagai CC50 menunjukkan bahwa semua formulasi tidak memiliki sifat sitotoksik sampai pada kadar yang sangat tinggi, dan mengindikasikan bahwa aman digunakan pada dosis tinggi. Semua data ini mengkonfirmasi bahwa gel padat liposom yang mengandung kurkumin menunjukkan potensi sangat baik dan menawarkan bentuk sediaan alternatif untuk meningkatkan khasiat terapetik kurkumin sebagai anti-HCV.

Penulis: Helmy Yusuf, S.Si., M.Sc., Ph.D., Apt.

Judul Artikel: Formulation Design and Cell Cytotoxicity of Curcumin-Loaded Liposomal Solid Gels for Anti-Hepatitis C Virus

Link artikel: https://www.hindawi.com/journals/aps/2022/3336837/