Universitas Airlangga Official Website

L. Plantarum IS-10506; Probiotik asli Indonesia dalam pengobatan Ajuvan Penyakit HIV pada Anak

Foto by Orami

Human Immunofeficiency Virus atau HIV adalah jenis virus yang menyerang system kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Meski kejadian HIV pada anak usia 0-14 tahun mengalami penurunan secara drastis sejak tahun 2000 hingga tahun 2018, HIV justru mengalami peningkatan jumlah kasus terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Di Indonesia, jumlah penderita HIV mencapai angka 427.201 kasus dengan jumlah 27.000 kasus baru pada tahun 2021 dan 12% di antaranya diderita oleh anak-anak.

Antiretroviral atau ARV menjadi salah satu pilihan metode pengobatan yang banyak digunakan pada pasien HIV. Meski tidak dapat memberikan kesembuhan secara total, ARV dapat menekan penyebaran virus HIV dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya perburukan kondisi pada pasien HIV. Namun, berdasarkan data yang tercatat oleh WHO-jumlah anak penderita HIV yang menerima pengobatan ARV tidak lebih dari 50% di seluruh dunia. Infeksi HIV pada anak-anak dapat memburuk secara progresif karena sistem kekebalan tubuh pada anak masih belum terbentuk sepenuhnya, sehingga rendahnya cakupan pengobatan ARV tersebut tentu akan meningkatkan resiko kejadian komplikasi pada anak penderita HIV.

ARV tidak dapat menyembuhkan pasien secara total karena menyebabkan aktivasi kekebalan kronis dan peradangan persisten akibat adanya gangguan homeostasis pada Th1, Th2, Treg, dan Th17. Probiotik merupakan sebuah imunomodulator yang dapat memicu adanya toleransi dalam sistem kekebalan tubuh sehingga dipercaya dapat mengatasi efek samping dan peradangan yang dihasilkan dari proses pengobatan dengan ARV. Data ini juga didukung dari penelitian di berbagai negara seperti Nigeria, Brazil, dan Tanzania bahwa probiotik dapat mencegah kerusakan dan melindungi sistem kekebalan tubuh penderita HIV. Lactobacillus Plantarum IS-10506 adalah salah satu probiotik local asli Indonesia yang didapatkan dari hasil fermentasi susu kerbau dan telah terbukti mengatasi gangguan homeostatis pada Th1, Th2, dan Th17 dengan cara meningkatkan produksi lomfosit atau sel darah putih dalam tubuh. Sehingga hal ini menjadi dasar kami dalam melakukan penelitian untuk menganalisa efek probiotik Lactobacillus Plantarum IS-10506 pada sistem kekebalan tubuh anak penderita HIV yang menerima pengobatan ARV.

Pada penelitian ini kami melibatkan 21 anak penderita HIV dengan rentang usia 2-18 tahun yang datang ke RSUD Dr. Soetomo selama bulan Desember 2012 hingga Maret 2013 dan telah menerima pengobatan ARV paling sedikit selama 6 bulan terakhir, serta tidak beresiko tinggi terhadap infeksi atau perburukan kondisi lainnya. Status HIV ditentukan berdasarkan standar diagnostik penyakit HIV yang ditentukan oleh World Health Organization (WHO).

Pada penelitian ini, tidak ada anak yang mengalami reaksi seperti demam, mual, muntah, kembung, atau diare serta reaksi klinis lain. namun, probiotik jenis ini beresiko rendah menyebabkan infeksi sehingga pasien dengan sistem imun yang lemah seperti HIV memiliki resiko lebih tinggi terhadap infeksi tersebut. Namun berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa probiotik jenis ini aman bagi penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, termasuk HIV.

 Kami juga mendapatkan hasil bahwa terdapat tidak ada perbedaan signifikan jumlah Th1, Th2, dan Th17 yang menjadi penyebab peradangan dalam tubuh pada kelompok anak yang diberikan probiotik dibandingkan dengan kelompok anak yang tidak diberikan probiotik. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga dilakukan dengan menggunakan bakteri probiotik Lactobacillus yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah Th1 dan Th2 pada sebelum dan sesudah pemberian probiotik.

Sebaliknya, Treg yang berfungsi sebagai anti-radang dalam tubuh, mengalami peningkatan. Penelitian sejenis sebelumnya juga menunjukkan hasil yang sama bahwa probiotik meningkatkan level produksi Treg yang berperan penting untuk mengatur aktivasi sistem imun dan menjaga keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia. Dalam penelitian Amerika, Treg juga dapat secara langsung menghambat virus HIV untuk melakukan replikasi. Dengan begitu, Treg terbukti dapat mengurangi aktivasi sel imun akibat virus HIV pada anak. Meski begitu, metode ini tidak efektif apabila diaplikasikan pada pasien yang belum pernah menerima pengobatan ARV, terutama yang memiliki aktifitas sistem kekebalan tubuh yang tinggi.

Dari hasil penelitian ini, kami kemudian menyimpulkan bahwa probiotik asli Indonesia, Lactobacillus Plantarum IS-10506 dapat mengatasi peradangan akibat gangguan homeostatis pada Th1, Th2, Th17, dan Treg yang disebabkan oleh ARV dalam metode pengobatan HIV pada anak.

Penulis : Dr. dr. Alpha Fardah Athiyyah, SpA(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

ijpp2641-7197v17n1-42-46.pdf (nchpjournals.com)

Ranuh, R. G., Rhadiah S., Sumitro K.R., Darma A., Athiyyah S. F., Puspitasari D., Husada D., Endaryanto A., Surono I., Sudarmo S. M. (2022). Regulation of T Helper and Regulatory T cells by Lactobacillus Plantarum IS-10506 Supplementation to Human Immunodeficiency Vrius-Infected Children Under Antiretroviral Therapy. International Journal of Probiotics and Prebiotics, 17(6). 42-46.