Universitas Airlangga Official Website

Langkah Advokasi Perempuan, Midory Bentuk Uraenergy

Midory Autake Bentuk Uraenergy Sebagai Advokasi Women Empowerment (Sumber: Midory Autake)
Midory Autake Bentuk Uraenergy Sebagai Advokasi Women Empowerment (Sumber: Midory Autake)

UNAIR NEWS – Problematika diskriminasi ras, etnis, gender serta berbagai hal lain masih terjadi hingga saat ini. Pemahaman masyarakat terkait bentuk diskriminasi tersebut saat ini masih terkesan kurang.

Bahkan pemahaman masyarakat secara umum tentang gender masih berorientasi hanya pada jenis kelamin semata. Gender sendiri merupakan bentuk peran dan perilaku yang dibentuk oleh masyarakat lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin.

Diskriminasi Gender Masih Jadi Kasus Pelik

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat SIKIA Midory Autake menuturkan mayoritas masyarakat di Indonesia pernah mengalami diskriminasi berdasarkan gender. Hal tersebut menunjukkan bentuk kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu bentuk diskriminasi yang masih terjadi adalah penggunaan istilah “wanita jawa” dengan mengkonotasikan sifat menerima, pasrah, dan menurut. 

“Di era modern seperti ini, harusnya perempuan di Indonesia memiliki kepercayaan diri serta kebebasan dalam menentukan pilihannya sendiri,” tuturnya. 

Wanita juga berhak menolak sesuatu jika memang tidak selaras dengan pandangan yang dimilikinya. Upaya advokasi women empowerment sangat diperlukan dalam membuat perempuan di Indonesia lebih sadar dan berdaya.

Bentuk Uraenergy

Uraenergy yang dalam bahasa indonesia energimu menjadi media branding yang digunakan dalam memotivasi perempuan di Indonesia untuk lebih sadar dan berdaya. Lewat platform tersebut, Midory mendukung advokasi pemberdayaan perempuan Indonesia dengan berbagai pendekatan yang dilakukan melalui media sosial Instagram. 

“Uraenergy menghadirkan berbagai upaya memotivasi yang dilakukan akan mendukung adanya perwujudan women empowerment,” jelasnya.

Midory membentuk Uraenergy dilatarbelakangi oleh asal Program Studi dari Kesehatan Masyarakat dan ditambah dengan memaksimalkan kemampuan public speaking yang sangat baik. Sehingga Midory berinisiatif untuk membentuk platform yang mudah dijangkau oleh khalayak ramai tersebut. 

“Dengan isu yang marak sekarang ini, perlu ada upaya pemberdayaan perempuan lewat edukasi dari media sosial dengan aksesnya yang luas,” ujarnya.

Program pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan edukasi dan pembahasan isu secara langsung dengan pakar maupun mahasiswa. Selain itu, perempuan juga bisa menyampaikan sudut pandang pendapatnya terhadap tata cara penanganan, kasus, maupun hal yang berkaitan lainnya melalui Uraenergy. Sehingga kedepannya dapat mewujudkan perempuan tanpa merasakan bentuk diskriminasi atau hal yang kurang baik.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria  

Baca juga:

Relasi Gender Pelaku dan Korban Kekerasan Seksual pada Masa Pacaran di Kalangan Mahasiswa

‘FISIP Setara’ Upaya Hapus Kekerasan Seksual dan Diskriminasi Gender di Kampus