Kerang simping merupakan biota laut yang banyak dihasi;kan di pantai di Indonesia, termasuk pesisir Lamongan, Jawa Timur. Sayangnya pemnafaatan kerang simping sangatlah kurang optimal karena bagian yang digunakan hanyalah dagingnya saja. Sehingga menyisakan limbah cangkang kerang yang tidak digunakan selain untuk hiasan.
Di sisi lain, selama beberapa decade terakhir, cemaran logam berat masih menjadi masalah yang mengkhawatirkan. Data penelitian menunjukkan bahwa cangkang kerang simping mengandung kitosan yang dapat digunakan untuk adsorpsi logam berat. Adsorpsi adalah proses menempelnya molekul atau partikel (zat terlarut atau gas) pada permukaan suatu zat padat atau cair (disebut adsorben). Zat yang menempel disebut adsorbat. Kitosan dapat menjadi adsorben, sedangkan logam berat menjadi adsorbatnya.
Penelitian ini meneliti tentang kemampuan cangkang kerang simping baik sebagai serbuk atau isolat kitosan untuk dijadikan sebagai adsorben bagi logam berat. Penelitian ini juga mengoptimasi metode isolasi kitosan dari limbah cangkang kerang simping. Logam berat yang diuji yaitu Timbal, Merkuri dan Kadmium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adsorpsi selama 30 menit, menjadikan serbuk cankang kerang simping dan kitosan yang diisolasi dari cangkang kerang simping mampu mengadsorpsi semua logam berat yang diuji sebanyak lebih dari 90%. Selain itu bioadsorbent bekas pakai diuji kembali, tanpa proses pencucian terbukti mampu mengadsorpsi lebih dari 90% cemaran logam berat.
Hasil ini tentunya menjadikan cangkang kerang simping sebagai komoditas baru yang dapat dikembangkan sebagai diadsorben masa depan yang ramah lingkungan dan murah. Hasil lengkap penelitian ini dapat dibaca pada Research Journal of Pharmacy and Technology, pada link https://rjptonline.org/HTMLPaper.aspx?Journal=Research%20Journal%20of%20Pharmacy%20and%20Technology;PID=2025-18-5-32
Penulis: Kholis Amalia Nofianti