UNAIR NEWS – Nisrina Dea Rahma, alumnus Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) usai lewati berbagai tantangan. Ia lulus dari Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya tahun 2022 dengan predikat cumlaude. Setelah selesai studi dalam waktu 3,5 tahun, kini ia bersiap melanjutkan studi S2-nya di University of Melbourne Australia.
Dalam perjalanannya, Dea tak hanya aktif di bidang akademik, tetapi juga menorehkan prestasi internasional melalui dunia musik. Semasa kuliah, ia tergabung dalam anggota Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA) dan aktif bermusik di kelompok besar paduan suara independen di Surabaya.
Keaktifan Dea dalam paduan suara, menurutnya, menjadi salah satu faktor penting dalam seleksi LPDP. “Sebenarnya LPDP itu tidak menuntut calon pendaftarnya yang banyak berprestasi, tetapi bagaimana mereka itu menunjukkan soft skills, misalnya leadership dan soft skills lainnya yang berimpact,” ujarnya.
Diterima di Dua Kampus Ternama
Awalnya, Dea tidak memiliki rencana untuk mendaftar LPDP. Ia bercerita bahwa ia hanya tertarik untuk melanjutkan S2-nya di dalam negeri supaya tetap bisa melakoni kuliah sembari bekerja. Namun, dorongan dari sahabatnya lantas mengubah pandangannya.
Terlebih, salah satu sahabatnya itu kerap berbagi pengalaman usai menjalani penelitian dari luar negeri. “Banyak hal baru yang dia lihat ketika di luar negeri, baik secara akademis maupun apapun itu secara kehidupan. Jadi setidaknya aku pun akhirnya terbuka dengan opsi studi ke luar negeri,” terangnya.
Persiapan seleksi LPDP nyatanya menjadi tantangan tersendiri bagi Dea. Ia harus mengejar tes IELTS dalam waktu singkat dan menghadapi seleksi yang semakin ketat. “Nilai tes skolastikku sudah cukup tinggi sebenarnya, tetapi karena passing grade naik, aku harus mencoba lagi di batch berikutnya,” ujarnya.
Meski demikian, kegagalan pada percobaan pertama tidak menyurutkan semangat Dea. Ia lalu mencoba kembali dengan persiapan yang lebih matang, termasuk mendaftar ke beberapa kampus terbaik dunia. University of Melbourne menjadi kampus pertama yang menerima Dea dan mengeluarkan Letter of Acceptance (LoA) lebih awal. Tak tanggung-tanggung, Dea juga diterima oleh Monash University yang menjadi kampus pilihan keduanya.
“Untuk persiapan ini, aku sebenarnya tidak yang menggebu-gebu. Aku nonton-nonton video di YouTube beberapa awardee LPDP, konsultasi, beberapa kali juga ikut interview, tapi sebenarnya lebih banyak belajar mandirinya,” ujar Dea.
Soroti Pengajaran Multilingual
Dea mengambil jurusan Master of Applied Linguistics. Esai-nya menyoroti pembelajaran bahasa Inggris yang masih minim penguasaan di Indonesia. “Inginnya lebih banyak lagi sumber pembelajaran di sekolah-sekolah, yang sebenarnya sekarang sudah ada buku-buku bahasa Inggris yang sudah berkiblat dengan budaya bahasa Indonesia, tapi dari pengamatanku masih banyak lagi yang harus ditingkatkan,” tuturnya.
Dea menyebut, LPDP terbuka bagi siapa saja yang memiliki niat baik untuk berkontribusi bagi Indonesia. “Semua orang pasti punya waktunya. Menurutku semua diusahakan, tapi nothing to lose, ya. Apapun itu hasilnya belakangan yang penting kita sudah berusaha untuk menunjukkan yang terbaik,” pungkas Dea.
Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah
Editor: Khefti Al Mawalia