Universitas Airlangga Official Website

LIPJPHKI Tingkatkan Kualitas Jurnal dengan Strategi Optimalisasi Indeksasi

Penjelasan materi oleh Prof Dr Ir I Komang Gede Wiryawan (Foto: Istimewa)
Penjelasan materi oleh Prof Dr Ir I Komang Gede Wiryawan (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Peningkatan kualitas jurnal merupakan tanggung jawab sebuah perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali bagi Universitas Airlangga (UNAIR). Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) UNAIR menggelar lokakarya bertajuk “Optimizing The Management and Coaching Clinic to Reputable Indexed Journals”. 

Lokakarya tersebut berlangsung di Gedung ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR pada Selasa (27/8/2024). Menjadi pembicara dalam lokakarya tersebut, Prof Dr Ir I Komang Gede Wiryawan selaku pemimpin redaksi dalam jurnal Tropical Animal Science. Komang menjelaskan bahwa ada dua poin penting untuk meningkatkan kualitas jurnal. 

“Strategi indeksasi dan teknik publikasi melalui penguatan substansi ini keduanya menjadi penting untuk nantinya bagaimana kita menyiapkan jurnal yang dapat terindeks. Agar jurnal dapat kita bisa diterima oleh pengindeks internasional ada beberapa hal yang harus kita cermati,” jelasnya. 

Tentu, sebuah jurnal harus memiliki sebuah keunikan agar dapat dilirik oleh pengindeks internasional. Salah satunya, menurut Komang sebuah jurnal harus memiliki nama unik namun juga spesifik. “Jadi yang pertama keunikan nama jurnal. Semakin unik, semakin spesifik jurnal kita maka akan dicari pengindeks internasional. Kalau namanya umum kemungkinan penolakannya besar,” sebutnya. 

 Suasana tahap penjelasan materi oleh Prof Dr Ir I Komang Gede Wiryawan (Foto: Istimewa)
Suasana tahap penjelasan materi oleh Prof Dr Ir I Komang Gede Wiryawan (Foto: Istimewa)

Ia juga menuturkan penting untuk jurnal memilih penulis-penulis yang memiliki rekam jejak yang baik agar jurnal tersebut semakin baik juga kualitasnya. “Bisa memprioritaskan penulis yang memiliki track record yang bagus, yang sitasinya sudah banyak. Namun, sitasi tidak sekadar jumlah tapi juga disitasi oleh banyak negara,” tuturnya. 

Tak lupa, Komang tetap menekankan pentingnya penguatan substansi dalam sebuah jurnal. Bukan tanpa alasan, hal ini karena substansi memiliki angka kriteria yang cukup tinggi. “Di pedoman ini untuk nilainya lebih dari 60, jadi substansi ini benar-benar harus kerja keras. Sekarang harus mulai memperbaiki substansi karena poinnya besar sekali,” ungkap Komang. 

Kemudian ia menambahkan bahwa kebaruan dalam artikel harus menjadi pertimbangan jika jurnal tersebut ingin memiliki mendapat indeks internasional. “Yang paling utama kalau pengindeks internasional harus ada kebaruan. Kalau sudah ada penelitian sebelumnya, maka penelitian selanjutnya harus ada perbedaannya,” ujarnya. 

Pada akhir, Komang berharap UNAIR dapat terus berkomitmen dalam peningkatan kualitas jurnal melalui penerapan etika publikasi. “Mudah-mudahan UNAIR bisa jadi pionir dalam penerapan etika publikasi. Karena ini merupakan roh dari jurnal. Jurnal merupakan pusat pengembangan IPTEK,” pungkasnya. 

Penulis: Mohammad Adif Albarado 

Editor: Yulia Rohmawati