Universitas Airlangga Official Website

Literasi Digital Mahasiswa Vokasi di Era Pandemi Covid-19

Ilustrasi by SINDOnews Makassar

Teknologi digital berkembang sangat pesat dan menjamah semua sektor kehidupan termasuk dunia pendidikan. Evolusi dan ekspansi teknologi diterjemahkan ke dalam akses yang diperluas dalam pendidikan melalui perangkat yang digunakan untuk memberikan pendidikan jarak jauh dan online. Sejak pandemi covid-19, masyarakat harus membatasi kegiatan yang membuat kerumunan hingga memaksa masyarakat untuk terus selalu berada di dalam rumah dengan memberlakukan sistem work from home (WFH) bagi pekerja dan School from home (SFH) bagi pelajar. Pemberlakuan WFH dan SFH ini mengharuskan rapat dan belajar dilakukan secara daring sehingga membuat intensitas penggunaan media sosial dan internet semakin tinggi. Pengajar dituntut melaksanakan pembelajaran daring dan didorong agar menghadirkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kultur digital. Hal ini pun menjadi salah satu yang dihadapi oleh para remaja, khususnya para pelajar yang aktivitas belajarnya menjadi di rumah saja dan dilakukan secara virtual. Pandemi juga membuat kebutuhan masyarakat akan hiburan dengan memanfaatkan internet kian melambung tinggi.

Literasi digital merupakan prioritas bagi sebagian besar masyarakat informasi, karena mereka menjadi sangat bergantung pada sumber daya digital. Literasi digital juga menjadi penunjang bagi mahasiswa dalam mencari referensi pembelajaran pada situs online serta menjadikan mahasiswa memiliki skill untuk berfikir kritis dalam menghadapi masalah, berkomunikasi dengan orang lain, teamwork, budaya membaca, dan belajar menciptakan karya mereka sendiri. Pendidikan literasi digital menjadi hal urgen untuk mendampingi peserta didik dalam bereksplorasi di dunia digital. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat literasi digital mahasiswa Fakultas Vokasi Unair di era pandemi Covid-19. Definisi populer literasi digital Menurut Ng. (2012) adalah keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan pengajar untuk menggunakan alat dan fasilitas digital secara tepat untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan dan ide baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi. dengan orang lain. Pada riset ini, instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat literasi digital adalah model literasi digital yang dikembangkan oleh Antonio Calvani, dkk yang dikenal dengan Instant DCA. Dimensi pertama adalah dimensi teknologi dimana terdapat 3 item yaitu mengidentifikasi antarmuka dan simbol, solusi masalah teknis umum, dan pemahaman konseptual teknologi. Dimensi kedua adalah etika yang meliputi menjaga diri sendiri, menghormati di internet, memahami kesenjangan sosial dan teknologi. Dimensi ketiga adalah kognitif yang terdiri dari berurusan dengan teks, memilih, dan menafsirkan grafik, mengevaluasi informatika, dan mengatur data.

Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat literasi digital mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga masuk pada kategori tinggi. Digital literacy mereka dicerminkan dari kemampuan mereka dalam menggunakan aplikasi digital terkini yang fungsinya untuk mengakses segala informasi baik dari informasi formal hingga informal seperti informasi hiburan. Mereka juga mampu memahami syarat dan ketentuan dari setiap aplikasi yang mereka gunakan, hal itu juga membuat mereka sadar akan informasi pribadi yang terekam di aplikasi tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga mampu untuk membedakan informasi yang kredibel dan hoax serta mereka mampu memilah-milah informasi yang dipilih sesuai kebutuhan dan folder untuk memudahkan pencarian kembali. Sejalan dengan hasil penelitian Kurnianingsih, Rosini, & Ismayati (2017) yang menyebutkan bahwa literasi digital tidak hanya pada keterampilan operasi dan menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi tetapi juga pada proses memahami isi perangkat teknologi serta proses menciptakan dan menulis menjadi sebuah pengetahuan baru. Mahasiswa saat ini addict karena lebih sering searching google daripada membuka buku sebagi referensi. Hal ini menunjukkan bahwa internet menawarkan berbagai kebutuhan dalam mencari informasi. Mahasiswa di era masyarakat sekarang ini, gemar mengakses situs-situs informasi di internet, mengakses game online, menggunakan sosial media, dan aplikasi lainnya yang memudahkan pertemanan dalam gawai canggih. Kebutuhan mahasiswa akan literasi digital semakin hari semakin menjadi kebutuhan primer.

Karakteristik pendidikan vokasi adalah pembelajaran yang bobot praktek lebih besar daripada teori tentunya metode pembelajaran daring memiliki tantangan tersendiri. Pembelajaran praktek (hands on) menemui beberapa kendala ketika disampaikan menggunakan media. Penerapan pembelajaran tidak dapat dilihat secara utuh untuk aspek keterampilan dan hanya terbatas pada pengetahuan saja. Seperti diketahui bahwa pendidikan vokasi yang baik adalah pendidikan vokasi yang menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Terkait dengan pembelajaran dalam jaringan (daring), hasil probing terhadap mahasiswa vokasi menghasilkan temuan bahwa pembelajaran praktikum dengan format daring atau online membuat kesulitan diantaranya karena mereka perlu beradaptasi dengan berbagai media, kuliah menjadi lebih sulit seperti praktek instalasi software, kendala jaringan yang tidak stabil juga cukup merepotkan mahasiswa meskipun terbantu oleh perpustakaan. Selain itu mahasiswa juga mengungkapkan bahwa jika ada kesulitan mereka agak terkendala untuk bertanya langsung kepada pengajar, berbeda dengan kuliah tatap muka. Disisi lain beberapa keuntungan juga mereka dapatkan dengan format perkuliahan online, diantaranya penyampaian materi dilakukan berbentuk power point, video, serta media atraktif lainnya, adalah tugas dapat dikerjakan di rumah dengan tata cara modul yang sudah jelas dan diberikan waktu deadline yang cukup sehingga mereka bisa bereksplorasi dengan memanfaatkan sumber-sumber digital. Selain itu, penjelasan materi bisa diulang-ulang karena dapat direkam penjelasan materinya. Semua responden sepakat bahwa semua mahasiswa membutuhkan pendidikan literasi digital untuk tercapainya tujuan pembelajaran terutama pada format daring atau online.

Dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi kepada pengelola pendidikan vokasi untuk mengembangkan metode pendidikan literasi yang sesuai untuk karakteristik mahasiswa vokasional. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan masukan bagi seluruh sivitas akademika dan praktisi pendidikan dalam mengidentifikasi kompetensi literasi digital peserta didiknya.

Penulis: Endang Fitriyah Mannan, S.Sos., M.Hum

Judul Artikel : “Literasi Digital Mahasiswa Vokasi di Era PAndemi Covid-19” bisa di akses https://infobibliotheca.ppj.unp.ac.id/index.php/infobibliotheca/article/view/325