Platform media digital dan konsumsi berita masyarakat sejalan mengalami banyak perubahan dari mengakses berita melalui media konvensional menuju ke arah mengakses berita menggunakan media daring. Saat ini dikarenakan banyaknya situs berita daring yang tersedia maka situs-situs berita tersebut harus melakukan strategi tertentu agar situs mereka banyak diakses oleh pembaca dan memperoleh traffic yang tinggi. Salah satu strategi yang dilakukan adalah membuat judul berita menjadi menarik. Judul berita menjadi salah satu indikator penting yang dapat menarik pembaca karena pada judul berita pembaca bisa menilai informasi yang akan disajikan berita tersebut. Strategi untuk membuat judul berita menjadi menarik sering disebut dengan clickbait.
Berita yang menggunakan judul clickbait ini diketahui seringkali memiliki kredibilitas dan kualitas informasi yang rendah (Molyneux & coddington, 2020). Seringkali ditemukan berita dengan judul clickbait tidak sesuai antara judul dengan isi berita karena penulis berita hanya mementingkan traffic dengan menggunakan umpan judul clickbait. Judul tersebut sering menjebak pembaca yang menyebabkan pembaca kecewa karena telah membuang waktu secara sia-sia karena membaca berita yang tidak jelas. Upaya yang dapat dilakukan oleh pembaca berita online agar dapat mencegah dampak yang disebabkan oleh berita berjudul clickbait adalah meningkatkan kemampuan literasi kritis. Sulthan & Istiyanto (2019) menjelaskan bahwa seseorang dengan tingkat literasi tinggi mampun untuk menilai suatu informasi yang ditemukan di internet dan dengan aktif menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menilai suatu informasi, sedangkan seseorang dengan kemampuan literasi rendah akan percaya secara langsung tanpa mengevaluasi suatu informasi yang ada di internet dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki serta sempitnya perspektif.
Dalam studi ini, judul berita clickbait dihubungkan dengan teori literasi kritis yang diukur dengan menggunakan metode kuantitatif. Jumlah responden dalam studi ini adalah 100 pembaca berita online website viva.co.id dengan judul clickbait.
Literasi Kritis
Bogum yoon (2015) mendefinisikan literasi kritis sebagai pendekatan filosofis dan instruksional yang membahas mengenai hubungan antara bahasa dan kekuasaan yang ada pada sebuah teks. Prinsip dasar literasi kritis adalah mengajak pembaca untuk bergerak lebih dari sekedar cukup dengan menerima saja informasi yang ada dalam teks namun pembaca juga perlu untuk memeriksa hubungan kekuasaan yang ada antara pembaca dan penulis. Kemampuan ini secara kritis menganalisis dan mengevaluasi makna teks yang berkaitan dengan topik keadilan sosial dan kekuasaan
Menurut Lewison et al., (dalam Yoon, 2015) empat dimensi literasi kritis, yaitu : (1) Disrupting the commonplace, Dimensi ini merujuk pada bagaimana pembaca berita dapat meneliti atau memahami sebuah bahasa yang ada pada sebuah teks sehingga pembaca dapat memahami suatu fenomena atau peristiwa menggunakan sebuah visualisasi yang berbeda. (2) Interrogating multiple viewpoint, Dimensi ini menekankan pembaca untuk mempertimbangkan permasalahan yang ada pada teks dengan menggunakan berbagai sudut pandang termasuk sudut pandang orang lain dan sudut pandang pihak yang mungkin tidak terwakilkan dalam teks. (3) Focusing on sociopolitical issue, Dimensi ini menjadikan isu-isu sosial politik sebagai fokus kajian literasi kritis. Sebuah teks terkadang tidak netral karena biasanya telah terkonstruksi baik secara sosial dan politik untuk mencapai kepentingan tertentu. (4) Taking action and promoting social justice, Pada dimensi ini pembaca berita diharapkan dapat memahami tanda dan bahasa yang ada pada sebuah teks dan melakukan pendekatan dengan berbagai realitas sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik dan dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang terdapat pada sebuah teks.
Berita Online dengan Judul Clickbait
Judul Clickbait merupakan suatu judul yang di desain untuk membuat pembaca ingin meng-klik suatu link dikarenakan penasaran terhadap suatu konten (Webster, 2017). Clickbait biasanya memikat minat pembaca dengan cara membuat pembaca penasaran dengan menyebutkan sekilas cerita berita pada judul, hal ini dikenal dengan strategi naratif (Pengnate, 2019). Cara ini membujuk pembaca agar mengakses keseluruhan artikel dan dapat meningkatkan traffic website penyedia berita daring. Popularitas sebuah situs web diukur dari trending dan kunjungan yang juga berkaitan dengan harga iklan di situs web tersebut (Potthast et al., 2016). Semakin banyak judul clickbait yang menarik pembaca maka semakin besar kemungkinan pembaca tertarik membagikan berita melalui media sosial dan semakin banyak orang yang melihat bahkan mengakses berita dengan judul clickbait. Strategi ini bertujuan untuk memikat pembaca berita daring dengan menggunakan gaya kepenulisan yang dapat merangsang respon emosional yang tidak sehat pembaca berita daring. Respon emosional tersebut merupakan rasa penasaran pembaca agar mengakses berita, namun setelah di akses ternyata isi atau informasi yang ada pada berita tidak sesuai dengan yang diharapkan pembaca sehingga menimbulkan kekecewaan.
Kemampuan Literasi Kritis Pembaca Berita Daring
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi kritis pembaca berita online yang dilihat dari empat dimensi literasi kritis, Focusing on sociopolitical issue berada di peringkat pertama disusul dengan Disrupting the commonplace, Interrogating multiple viewpoint, dan Taking action and promoting social justice. Hasil akhir penelitian dari rekapitulasi skor semua dimensi menunjukkan bahwa pembaca berita viva.co.id memiliki kemampuan literasi kritis yang tinggi sehingga diharapkan kemampuan tersebut dapat mencegah pembaca dari dampak negatif clickbait. Kemampuan literasi kritis ini diharapkan dapat membuat pembaca mampu menilai sebuah informasi yang ada pada sebuah berita, mengetahui makna yang ada dibalik sebuah teks berita, dan meminimalisir dampak negatif berita clickbait dengan cara tidak mengakses berita dengan judul berlebihan dan tidak membagikan berita clickbait kepada orang lain.
Penulis: Fitri Mutia, A.KS., M.Si.
Link: https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/LHTN-02-2022-0027/full/html