Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa BBK UNAIR Kenalkan Teknik Biopori sebagai Solusi Pengelolaan Sampah

Pemaparan materi manfaat dan teknik pembuatan biopori (Foto: Istimewa)
Pemaparan materi manfaat dan teknik pembuatan biopori (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pengelolaan sampah organik menjadi tantangan besar bagi banyak desa di Indonesia, termasuk Desa Kaligung, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan solusi melalui program biopori dan pupuk kompos.

Program ini terlaksana pada Senin (27/1/2025) dengan melibatkan masyarakat setempat, karang taruna, kelompok tani, dan komunitas lingkungan. Yono Sugi Anom Darmawan selaku koordinator program mengungkapkan bahwa tujuan dari program ini sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus media resapan air melalui teknologi sumur biopori.

Anom menjelaskan bahwa biopori memiliki manfaat ganda bagi lingkungan. Manfaat yang berdampak dapat dilakukan dengan mengelola sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos dan meningkatkan daya serap air tanah. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan program biopori selaras dengan Program Banyuwangi Hijau yang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Pemaparan materi manfaat dan teknik pembuatan biopori (Foto: Istimewa)
Pemaparan materi manfaat dan teknik pembuatan biopori (Foto: Istimewa)

“Pertama para peserta mendapatkan pengarahan melalui materi teknis yang menjelaskan langkah-langkah pembuatan sumur biopori. Mulai dari pemilihan lokasi, penggunaan alat bor, hingga pengisian lubang dengan sampah organik. Selanjutnya, peserta kami ajak membuat lubang biopori sendiri menggunakan alat bor manual dengan kedalaman 80-100 cm,” jelasnya.

Menurut Anom bahwa penggunaan program sumur biopori dapat menjadi solusi mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. “Kami ingin membantu masyarakat Desa Kaligung sadar bahwa sampah organik tidak hanya menjadi limbah, tetapi juga sumber daya yang bermanfaat. Teknik biopori dapat mengolah sampah menjadi pupuk yang meningkatkan kualitas pertanian,” tuturnya.

Anom menyebutkan bahwa pengurangan sampah organik menggunakan teknik biopori dapat menjadi solusi berkelanjutan. Ke depannya, perangkat desa dan komunitas lingkungan setempat, dapat menjadi kader penggerak agar program terus berjalan. Lebih lanjut, masyarakat Desa Kaligung diharapkanharapannya menjadi sadar dan peduli dengan lingkungan sekitar.

Melalui program KKN BBK UNAIR, Anom mengatakan bahwa menunjukkan kepedulian UNAIR dengan masyarakat serta aparatur Desa Kaligung untuk memberikan solusi nyata terkait permasalahan lingkungan. “Kami berharap, penerapan biopori didukung penuh pemerintah daerah. Sehingga,Desa Kaligung dapat menjadi inspirasi bagi desa sekitar,” pungkasnya.

Penulis: M. Akmal Syawal

Editor: Yulia Rohmawati