Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FEB Sabet Berbagai Gelar di Ajang Airlangga International Conference 2022 

Foto Tiga Mahasiswa FEB UNAIR Sabet Berbagai Gelar Juara dalam Ajang Airlangga International Conference 2022 (Sumber: Panitia)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan taringnya di ajang kompetisi Internasional. Tepatnya di ajang Airlangga International Conference (AIC) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Hubungan Luar (External Affair) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR Kabinet Reformasi pada 3-5 Desember di GKB Kampus MERR (C) UNAIR.  

Selain itu, ada kegiatan malam Gala Dinner di Choice Hotel Surabaya sebagai malam puncak apresiasi peserta. AIC 2022 sendiri diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara. Misalnya, Sierra Leone, Bangladesh, dan negara lainnya. 

Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus

Salah satu tim dari FEB UNAIR menyabet penghargaan dari berbagai kategori. Tim tersebut beranggota Salsabil Rifqi Qatrunnada (S1-Ekonomi Pembangunan, angkatan 2019); Yan Cerin Satmoko (S1-Ekonomi Pembangunan, 2019); dan Bryant Ritchie Trisnodjojo (S1-Akuntansi, 2019). 

Salah satu anggota tim Bryant Ritchie Trisnodjojo mengungkapkan bahwa mereka berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus. Mulai kategori penulisan paper, presentasi hingga, group discussion

“Kami meraih predikat 3rd Best Paper, 1st Best Presentation, dan juga berhasil mendapat predikat Outstanding Delegates Focus Group Discussion theme Economics and Business dalam ajang tersebut,” ungkapnya. 

Foto Sesi Presentasi dan Group Discussion Hari Pertama (Sumber: Panitia)
Angkat Relevansi Green Economy

Mahasiswa Akuntansi angkatan 2019 tersebut mengangkat topik pengembangan ekonomi hijau berbasis energi berkelanjutan dan hijau industri. Terutama dalam memberikan promosi inklusif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

“Kami mengangkat judul The Role of Renewable Energy and Green Industry in Promoting Inclusive and Sustainable Economic Growth in Indonesia: Environmental Kuznets Curve Approach,” tuturnya. 

Pemilihan topik tersebut dilatarbelakangi salah satu teori ekonomi, yaitu Environmental Kuznets Curve. Dalam teori itu, pembangunan ekonomi akan memberikan peningkatan kerusakan lingkungan. Namun, Ritchie mengatakan bahwa akan ada titik balik di mana kerusakan tersebut akan berkurang. 

“Dalam EKC di proksi akan ada peningkatan CO2 di dalam tahap awal hingga turning point. Tapi, setelah terlewati, pembangunan ekonomi tetap berlanjut, tapi tidak merusak lingkungan seperti pada tahap awal, walau CO2 tetap ada,” katanya. 

Kaitkan Perpaduan Energi Berkelanjutan dan Industri Hijau

Ritchie menuturkan bahwa tim mereka berhasil mengaitkan perpaduan energi berkelanjutan dan industri hijau. Hal itu menunjukkan peranan dua hal tersebut terhadap isu lingkungan berkelanjutan dalam tahap pembangunan masa kini.  

“Industri hijau memiliki peranan untuk mempromosikan dan mendorong ekonomi hijau serta lingkungan berjalan bersama,” tuturnya. 

Penulis: Monika Astria Br Gultom 

Editor: Feri Fenoria