Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FISIP UNAIR Sabet Gold Medal pada WYIIA 2023

Mahasiswa FISIP UNAIR Sabet Gold Medal pada WYIIA 2023. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kabar prestasi datang dari mahasiswaFISIP, Universitas Airlangga (UNAIR) telah mencapai prestasi luar biasa. Prestasi tersebut dalam ajang kompetisi World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2023. Kompetisi yang terselenggara oleh Indonesian Young Scientists Association (IYSA) bekerja sama dengan sejumlah universitas dalam dan luar negeri pada Selasa (17/10/2023)

Kompetisi WYIIA 2023 diikuti oleh 343 tim dari 17 negara yang berlangsung secara daring maupun tatap muka. Bagian tatap muka dari kompetisi tersebut terlaksana di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta. Tim Mahasiswa UNAIR mulai mempersiapkan diri sejak awal September 2023, melibatkan segala aspek, dari persiapan administratif hingga proses brainstorming, hingga penemuan permasalahan yang mendalam. Mereka memilih untuk fokus pada isu yang menggelitik: ketimpangan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas.

Rafli Rahmatiawan, selaku project leader tim mengungkapkan jika inovasi yang tim mereka tawarkan tersebut adalah program MEYDA: Multipurpose-sustainable Education for Yealding Distinctive-skill Among Difabels. Program MEYDA bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam akses pendidikan bagi penyandang disabilitas. Poin MEYDA semakin istimewa adalah penggabungan aspek kearifan lokal Indonesia dalam implementasinya, menjadikannya juga sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa.

Latar belakang pembuatan program MEYDA sangat kuat, karena para anggota tim melihat bahwa tingkat pendidikan bagi penyandang disabilitas di Indonesia dan dunia masih sangat rendah. Di Indonesia, mayoritas dari penyandang disabilitas hanya mampu menamatkan pendidikan dasar. Padahal, hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak semua individu, termasuk penyandang disabilitas. Program MEYDA ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketimpangan akses pendidikan.

“Kami berkeinginan untuk bekerja sama dengan pemerintah dan universitas dalam mengembangkan. Selain itu menerapkan program ini dalam skala yang lebih luas,”ujar Rafli yang juga merupakan mahasiswa Sosiologi, FISIP, UNAIR tersebut pada Senin (6/11/2023).

Rafli menjelaskan program MEYDA terdiri dari tiga program utama yang memiliki peran masing-masing. Pertama, “The Einstein,” adalah program yang terancang untuk mengembangkan potensi anak-anak penyandang disabilitas. Tentu dengan berbagai permainan yang mengasah keterampilan mereka, mulai dari mengenal huruf dan angka, hingga melatih sensorik dan motorik, serta konsentrasi.

Kedua, “Skillshare” adalah program pendidikan berkelanjutan yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Indonesia. Program ini lengkap dengan beragam kegiatan yang melatih kerja sama tim, meningkatkan kepekaan sosial, dan memperkenalkan kearifan lokal (local wisdom) yang kaya.

Ketiga, “Socrative” merupakan program yang memberikan pelatihan keterampilan bagi kelompok disabilitas. Selain itu memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri dan turut serta dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. 

“Fokus utama adalah menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan wadah ekspresi, dan mendukung kesadaran mereka terhadap lingkungan,” pungkas Rafli

Penulis: Satriyani Dewi Astuti

Editor: Nuri Hermawan