UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi debat. Rafi Pratama (2022), Ni Putu Sevina Lovyanti (2022), dan Beatrice Kunthi Lisdwiyani (2022) berhasil sebagai Juara 2 dalam kategori debate competition dalam ajang National Action Event AMSA-Indonesia 2023.
Sebanyak 30 Universitas di Indonesia turut berpartisipasi mengirimkan tim terbaik dalam ajang lomba itu. UNAIR mengirimkan dua tim untuk bertanding dalam ajang di Universitas Jenderal Achmad Yani sejak 2 hingga 3 Desember 2023 tersebut. Keberlangsungan lomba itu tentu melalui beberapa babak. Mulai preliminary round yang membawa mereka menuju Top 8.
Di babak itulah mereka dipertemukan dengan tim debat asal Universitas Brawijaya hingga di Top 6 melangsungkan pertandingan bersama tim asal Universitas Indonesia. “Dan, babak dua besar atau grandfinal kita lawan Universitas Atma Jaya. Dan Alhamdulillah kita di juara dua,” ucap Rafi.
Tantangan yang Dihadapi
Kegelisahan mengikuti perlombaan tersebut tidak dapat mereka sangkal. Reputasi UNAIR yang memang sebelumnya selalu berhasil menjadi juara tentu membuat ekspektasi besar cukup mereka rasakan. Rafi juga menyampaikan bahwa antar-anggota selalu terkoordinasi dan saling berkomitmen untuk serius dan berusaha atas apa yang akan disampaikan nantinya.
Banyaknya universitas ternama yang ikut berpartisipasi cukup membuat mental mereka gugup. Namun, Beatrice terus memberikan semangat untuk rekan tim yang lain dengan meyakini bahwa UNAIR juga sangat baik. Dengan segala tantangan yang mereka hadapi, seluruh anggota tetap berharap dapat mengikuti perlombaan lagi pada lain hari.
Bukan hanya itu, tim juga berpesan kepada mahasiswa yang ingin ikut kompetisi untuk tidak meremehkan kemampuan diri sendiri. Itulah mindset yang harus ditanamkan sebelum berkompetisi. Selain percaya dengan kemampuan sendiri, percaya dengan anggota tim yang lain menjadi bentuk optimis tim sehingga berhasil dalam berkompetisi. Meskipun dengan tidak memiliki pengalaman ikut lomba sebelumnya, tetap harus percaya diri dan percaya dengan trainer adalah salah satu kunci kesuksesan dalam suatu perlombaan.
Pengalaman Menarik
Suasana ruang debat yang Rafi rasakan membuat dirinya mengaku bahwa “Menurutku, ternyata yang jago bisa jadi kalah sama yang nggak jago. Dan yang nggak jago bisa menang dari yang jago. Karena disitu tuh kita bener-bener yang nggak peduli gimana pengalaman sebelumnya. Tapi, ketika kamu case building selama 30 menit itu yang menentukan kaya kamu bakal menang atau engga,” katanya.
Di samping itu, Beatrice mengungkapkan keseruan di balik keberhasilan timnya dalam ajang perlombaan tersebut. Kepada UNAIR NEWS, dirinya bercerita bahwa lomba debat itu ada dua tipe mosi yang diberikan. Sehingga cukup membuat ia dan anggota lainnya mengarahkan pikiran untuk berpikir cepat dan menangkap ide-ide yang bagus dalam kondisi kelelahan karena lamanya perjalanan.
Selain penilain tim yang dilakukan oleh penyelenggara, namun secara individu juga masuk untuk penilaian kategori best speaker. “Terus, itu juga nanti dimasukin ke ranking pas akhirnya. Puji Tuhan, UNAIR juga bisa memasukkan Top 10 dengan Vina dan juga Top 2 dengan saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sevina mengaku bahwa itu adalah perlombaan pertama yang mereka ikuti. Namun, ia mengatakan bahwa mengikuti arahan coach untuk memakai taktik dan teknik yang sama berhasil membawa tim hingga final.
“Saya sempat down sih karena kita kalah. Ya, khawatir kita nggak nyampe nanti quarte. Nggak nyampe semi gitu. Tapi, ya kita energinya kita keep up gitu karena itu baru beginning aja gitu. So we keep up that energy,” pungkasnya.
Penulis: Meli Nor Arista
Editor: Feri Fenoria