Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FKM Gelar K-Talks, Dorong Pentingnya Komunikasi Efektif Kader

Tim mahasiswa bersama kader di Puskesmas Kalijudan dalam agenda Kader-Talks (Foto: Dok. Panitia)
Tim mahasiswa bersama kader di Puskesmas Kalijudan dalam agenda Kader-Talks (Foto: Dok. Panitia)

UNAIR NEWS – Di tengah kompleksitas sistem kesehatan dan gempuran berbagai penyakit, kader kesehatan bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka berdedikasi menjaga kesehatan masyarakat. Namun, peran krusial ini sering terhambat oleh keterbatasan pengetahuan. Menyadari hal ini, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan kegiatan “Kader Talk” (K-Talk) di Puskesmas Kalijudan, Kelurahan Kalisari, Kamis (16/5/2024)

K-Talk merupakan implementasi dari program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan komunikasi efektif para kader kesehatan di Kelurahan Kalisari, Surabaya. Kegiatan ini diprakarsai oleh salah satu kelompok mahasiswa mata kuliah Manajemen Puskesmas, FKM UNAIR peminatan administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK).

“Besar harapan kami ke depannya agar kelas komunikasi ini dapat bermanfaat dan dapat diadopsi secara rutin oleh kader Puskesmas Kalijudan sebagai program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,” ujar Nadine Laksita Revalin selaku perwakilan kelompok. 

Dr Ernawaty drg MKes selaku dosen pembimbing proyek pemberdayaan kader mengatakan bahwa komunikasi efektif merupakan salah satu sarana penting untuk melakukan perubahan dalam bidang kesehatan masyarakat. Ia menjelaskan, melalui kemampuan komunikasi yang baik, para kader dapat menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih mudah.

“Saya berharap proyek ini dapat meningkatkan kapasitas kader kesehatan, sehingga dapat bermanfaat bagi puskesmas sekaligus kader Surabaya Sehat di puskesmas tersebut,” ucapnya. 

Penyerahan hadiah bersama kader di Puskesmas Kalijudan dalam agenda Kader-Talks (Foto: Dok. Panitia)

Erna menambahkan, melalui “Kader Talk”, mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan kader kesehatan, memahami tantangan dan kebutuhan mereka, dan berbagi pengetahuan. “Dengan proyek seperti ini, saya yakin mahasiswa bisa belajar pada kondisi yang sesungguhnya dan mendapatkan pengalaman yang membekali mereka. Tidak hanya menambah pengetahuan afektif, namun juga kognitif dan psikomotor,” jelas Erna. 

Pemateri kegiatan, Shinta Kurniasari sekaligus anggota kelompok menyampaikan, terdapat tiga cara komunikasi efektif yang dapat dilakukan. Pertama, melalui pengembangan empat keterampilan dasar komunikasi seperti menghormati, berempati, menjadi pendengar yang baik, dan menyampaikan informasi dengan jelas. “Selanjutnya dengan memilih waktu terbaik dan tepat dalam berbicara dan mendengar, sehingga pesan yang disampaikan dapat mereka terima dengan baik. Terakhir, memperhatikan kejelasan dalam berbicara dan menyampaikan isi pesan melalui verbal maupun nonverbal,” terang Shinta. 

Shinta melanjutkan, komunikasi efektif harus melalui tahapan yang runtut. Ia menjelaskan, komunikasi dapat diawali pembukaan dengan menyampaikan maksud dan tujuan. Kemudian, berlanjut dengan konteks atau substansi, dan isi atau masalah. “Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan menyebutkan argumen atau penyebab masalah dan diakhiri penutup,” ucapnya. 

Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah

Editor: Yulia Rohmawati